Senin 19 Jun 2017 16:52 WIB

Mahasiswa Kembangkan Alat Penurun Logam Berat pada Kerang

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Nelayan menyortir kerang hijau di Kampung Nelayan Muara Angke, Jakarta, Rabu (12/4).
Foto: Republika/Prayogi
Nelayan menyortir kerang hijau di Kampung Nelayan Muara Angke, Jakarta, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) membuat inovasi alat untuk menurunkan kadar logam berat pada kerang. Alat tersebut diberi nama Pummah(Depuration Mini Machine) yang mudah dioperasionalkan di kalangan nelayan.

Kelimanya yakni, Oktavia Arini Zuhriastuti (S1 Budidaya Perairan angkatan 2014) sebagai ketua tim, Moch Yazid Abdul Zalalil Amin (D3 Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja angkatan 2014), Luqmanul Hakim (S1 Pendidikan Dokter Gigi angkatan 2014), Ria Setiawati (S1 Pendidikan Dokter angkatan 2014) dan Abdul Hamid (D3 Otomasi Sistem Instrumentasi angkatan 2015).

Inovasi di bawah bimbingan Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan Endang Dewi Masithah tersebut dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T). Inovasi tersebut berhasil lolos seleksi pendanaan Kemenristekdikti tahun 2017.

Ketua Tim PKM-T, Oktavia menjelaskan, selama ini di dalam kerang terdapat kandungan kadar logam berat seperti timbal (Pb), cadmium (Cd) dan merkuri (Hg) yang sangat berbahaya. Jika seseorang mengonsumsi makanan yang terpapar timbal (Pb) tinggi bisa menyebabkan keracunan, diare, dan pingsan mendadak.

Mengonsumsi makanan yang terpapar cadmium (Cd) juga bisa merusak hati, paru-paru dan ginjal. Sedangkan makanan yang terpapar merkuri (Hg) bisa menyebabkan rusaknya jaringan kulit hingga saraf.

Menurut Oktavia, latar belakang digagasnya PUMMACH tersebut karena laut sebagai tempat bermuaranya berbagai saluran air. Sehingga menjadi tempat berkumpulnya berbagai zat pencemar lingkungan. Salah satu zat yang berbahaya berupa logam berat.

Keberadaan logam berat di perairan sangat berbahaya, baik secara langsung untuk kehidupan biota laut maupun secara tak langsung bagi kesehatan manusia.

Di sisi lain, kerang menjadi salah satu biota laut yang berpotensi terpapar logam berat. Hal ini karena kerang bisa hidup dengan cara menyerap dan menyaring makanan di lingkungan habitatnya (filter feeder). Klerang dapat mengolah dan mentransformasi setiap logam berat yang masuk dalam tubuh dan menyebabkan kerang dapat bertahan hidup.

"Tentu saja hal itu membuat masyarakat cemas, sebab kerang merupakan salah satu makanan favorit di masyarakat karena memiliki kandungan gizi sangat baik dan ekonomis. Karena itulah kami berusaha membuat alat untuk membantu para nelayan bisa menurunkan kadar logam berat pada kerang tangkapannya, sehingga mampu meningkatkan daya beli konsumen," kata Oktavia melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (19/6).

Oktavia dan timnya melakukan praktek Pummach tersebut di sentra penangkapan kerang Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Dalam praktek tersebut masyarakat nelayan juga diajari cara menurunkan kadar logam berat pada kerang.

Oktavia menambahkan, untuk mengoperasionalkan mesin Pummach dibutuhkan daya listrik. Alat tersebut dirancang dari berbagai komponen, seperti kotak kontainer, pompa air, sinar UV, filter air, flow meter, pipa kran, dan rak kontainer.

Cara pengoperasian alat ini, pertama mengecek kran untuk memastikan jalur di luar aliran tertutup rapat atau tidak ada kebocoran. Selanjutnya mengisi kontainer dengan air laut yang sudah diatur salinitas dan suhunya. Berikutnya menyalakan semua komponen seperti sinar UV dan filter air. Terakhir memasukkan kerang pasca-panen ke dalam rak kontainer.

Jika langkah itu sudah dilakukan, maka proses depurasi pada alat Pummach mulai berlangsung untuk selama 24 jam. Dalam kurun waktu itu kerang akan mengalami puasa, sehingga akan terjadi proses ekskresi, yaitu kerang mengeluarkan logam berat yang ada dalam saluran pencernaannya.

Dari hasil proses eksresi tersebut akan diserap melalui filter air yang berbahan dari cangkang kerang. "Proses itu akan berlangsung terus-menerus hingga kadar logam berat pada kerang menurun secara bertahap," jelasnya.

Kelebihan dari alat Pummach ini, meskipun ukuran yang ditawarkan mini (kecil), tetapi kapasitas kerang yang dapat dimasukkan bisa 10 kg. Selain itu, Efektifitas penurunan logam berat pada kerang mampu mencapai hingga 40 persen. "Kemudian yang terakhir, dengan adanya sinar UV pada Pummach maka kerang akan steril dari bakteri (salmonella, campylobacter, shigella, cholerae) dan virus (norovirus, hepatitis A, astrovirus)," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement