Senin 12 Jun 2017 18:07 WIB

Jamur Laut Dimanfaatkan untuk Produktivitas Udang Vaname

Dosen IPB memanfaatkan jamur laut untuk meningkatkan produktivitas udang vaname
Foto: IPB
Dosen IPB memanfaatkan jamur laut untuk meningkatkan produktivitas udang vaname

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUANSERIBU -- Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan komoditas unggulan dalam bidang budidaya perikanan di Indonesia. Udang vaname biasanya dibudidayakan di tambak air payau dan di laut menggunakan keramba jaring apung (KJA).

Budidaya udang dengan KJA memiliki keuntungan, yaitu relatif tidak terjadi penumpukan limbah dari sisa pakan, konversi pakan lebih baik karena tersedianya pakan alami, serta tidak memerlukan energi untuk ganti air dan aerasi. Namun, budidaya di laut rawan terganggu oleh perubahan kondisi lingkungan seperti gelombang, arus, kecerahan, dan pasang surut, serta organisme predator yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit akibat stres pada organisme budidaya. Stres pada udang mengakibatkan peningkatan penggunaan energi untuk pertahanan tubuh yang menyebabkan penurunan pertumbuhan dan pemanfaatan pakan.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ialah melalui penggunaan bahan alami yang aman dan ramah lingkungan. Bahan alami yang dapat digunakan adalah jamur laut Nodulisporium sp. KT29. Umumnya jamur tersebut mengandung senyawa β-glukan yang dapat memperluas permukaan usus menjadi lebih luas, sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih baik.

Untuk itu, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Dinamella Wahjuningrum melakukan percobaan untuk melihat pengaruh pemberian metabolit dari jamur laut Nodulisporium sp. KT29 terhadap pertumbuhan udang vaname. Penelitian tersebut dilakukan di KJA Balai Sea Farming, Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), Kepulauan Seribu.

Udang vaname post larva 12 yang digunakan dalam percobaan ini dipelihara di keramba jaring apung dengan kepadatan 700 ekor per hapa. Desain percobaan yang digunakan terdiri dari tiga perlakuan masing-masing dengan tiga ulangan, yaitu perlakuan kontrol (K) tanpa penambahan metabolit jamur laut, perlakuan satu yaitu pakan dengan penambahan metabolit jamur laut sebanyak 20 mL/kg pakan diberi kode P1; serta perlakuan dua yaitu pakan dengan penambahan metabolit jamur sebanyak 40 mL/kg pakan (P2).

Pakan kontrol dibuat dengan cara dihaluskan dan ditambahkan vitamin C serta carboxyl methyl cellulose (CMC) sebagai perekat dan dicetak kembali. Pakan perlakuan adalah pakan komersil yang dicetak kembali yang ditambahan vitamin C, carboxyl methyl cellulose (CMC) sebagai perekat serta ditambahkan metabolit jamur laut Nodulisporium sp. KT29. Pakan perlakuan yang dicetak dihaluskan menjadi crumble (remah) untuk menyesuaikan ukuran dengan bukaan mulut udang vaname. Pemberian pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari.

Dari hasil percobaan pemberian pakan yang dilakukan selama 21 hari terhadap udang vaname didapat data kelangsungan hidup (KH) udang yang diberi pakan dengan penambahan metabolit jamur laut lebih baik daripada udang yang diberi pakan tanpa penambahan metabolit jamur laut (Kontrol). Nilai kelangsungan hidup pada perlakuan P1 dan P2 masing-masing yaitu 66,61 persen dan 63,61 persen sedangkan kontrol hanya 55,88 persen.

Pemberian metabolit Nodulisporium. sp. KT29 pada udang vaname juga berpengaruh positif terhadap pertambahan panjang mutlak (PPM). Nilai PPM P1 dan P2 (4,13cm dan 3,9cm) lebih baik daripada kontrol (3,08cm). Pada pertambahan bobot (PB) udang vaname, nilai PB perlakuan P1 dan P2 (0,67g dan 0,66g) lebih baik dibanding kontrol (0,35g). Nilai PPM dan PB yang baik tersebut selanjutnya mempengaruhi laju pertumbuhan harian (LPH) dan rasio konversi pakan (RKP). LPH untuk perlakuan pemberian metabolit jamur laut P1 dan P2 (20,18 persen per hari dan 20,14 persen per hari) lebih baik dibanding kontrol (16,51 persen per hari). Rasio konversi pakan (RKP) pada perlakuan P1 dan P2 (3,20 dan 3,23) juga lebih baik dibanding kontrol (6,27).

Dari hasil analisis kandungan bioaktif dalam metabolit, jamur laut Nodulisporium sp. KT29 mengandung β-glukan, fitosterol, saponin, dan polifenol. β-glukan bertindak sebagai imunostimulan, yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh udang vaname sebagai proteksi menghadapi stres fisiologis akibat perubahan kondisi lingkungan. Pertumbuhan yang lebih baik pada perlakuan pemberian metabolit jamur laut diduga karena adanya kandungan β-glukan. Pemberian β-glukan pada udang menyebabkan struktur permukaan usus menjadi lebih luas, sehingga penyerapan nutrien menjadi lebih baik. Adanya perbaikan dari pencernaan dan penyerapan nutrien menyebabkan efisiensi pakan dan penyerapan protein menjadi lebih baik yang selanjutnya akan menghasilkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik.

“β-glukan itu kita uji juga dengan SEM atau Scanding Elektron Mikrograf. Kita foto mikrofiling ususnya, ada tendensi bertambah luas permukaan usus, jadi kalau luas permukaannya tinggi, udang menyerap makanannya juga lebih baik. Karena itu, laju pertumbuhan hariannya tinggi. Kalau laju pertumbuhan tinggi nutrisinya cukup, energinya cukup, udang dapat melawan penyakit lebih baik, daya tahan tubuhnya tinggi. Disisi lain β-glukan itu merangsang sistem imun, pada udang β-glukan atau peptidoglikan itu bisa merangsang untuk memfagosit antigen. Jadi terdapat dua fungsi, bisa menambah luas permukaan usus dan mengaktifkan profenol oksidase,” ujar Dinamella.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement