Jumat 26 May 2017 09:28 WIB

Kampus Didorong Buat Konsorsium Inovasi

Seorang mahasiswa memperlihatkan beras tiruan hasil inovasi TEchnopark Fakultas teknologi Pertanian IPB di Kampus Dramaga, Bogor.
Foto: ANTARA
Seorang mahasiswa memperlihatkan beras tiruan hasil inovasi TEchnopark Fakultas teknologi Pertanian IPB di Kampus Dramaga, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong perguruan tinggi berkolaborasi membentuk konsorsium dengan industri pangan agar inovasi dan yang teknologi dihasilkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemeristekdikti Jumain Appe mengatakan kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri untuk mengembangkan model bisnis yang mampu meningkatkan produktivitas pangan dan daya saing secara nasional maupun internasional.

Menurut Jumain, konsorsium tersebut sudah terbentuk di sejumlah perguruan tinggi, salah satunya dikembangkan oleh IPB. Tetapi, hasil dari konsersium tersebut harus dikembangkan lebih luas. Kemristekdikti menggelar Forum Industri Pangan untuk mengundang perguruan tinggi pertanian dan peternakan secara nasional dan asosiasi pengusaha serta industri untuk bisa membuat suatu rumusan, langkah-langkah atau tindak lanjut model konsorsium yang dilakukan dan tindak lanjut apa yang sudah dilakukan perguruan tinggi.

"IPB sudah banyak melakukan konsorsium, tapi Kemristekdikti mendorong lebih banyak lagi perguruan tinggi melakukan hal serupa," katanya saat membuka Forum Industri Pangan di IPB International Convention Center, Rabu (24/5).

Menurutnya, perguruan tinggi dan lembaga penelitian harus bisa meningkatkan daya saing bangsa melalui inovasi dan teknologi. Mengingat Indonesia menjadi pangsa besar besar industri global karena sumberdaya manusianya yang tinggi. Saat ini, kemampuan daya saing bangsa Indonesia secara total masih berada diurutan 41 dari 144 negara, berada di bawah Malaysia, Singapura dan Thailand untuk level Asia.

"Yang perlu didorong agar daya saing Indonesia meningkat adalah mengembangkan sumber daya manusia, dan inovasi yang menjadi inti kemajuan sebuah negara," katanya.

Ia menyebutkan sumber daya manusia dan inovasi dua hal yang harus dibangun sejak lama. Selama ini, perguruan tinggi dan lembaga penelitian berjalan sendiri-sendiri. Inovasi dan teknologi yang dihasilkan baru dalam taraf laboratorium (prakarya) yang berarti dalam rangka keilmuan, sehingga belum bisa dinikmati masyarakat.

Sementara itu bagi kalangan industri inovasi/teknologi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi/lembaga penelitian masih dalam taraf laboratorium belum cukup. Industri lebih memahami pasar, tahu persaingan di luar.

"Maka itu perlu komunikasi antara perguruan tinggi/lembaga penelitian dan industri agar inovasi/teknologi yang dihasilkan dapat dirasakan masyarakat," katanya.

Menurutnya, akan berbahaya kalau negara terus bergantung pada produk impor. Jika terjadi krisis, maka negara akan menjadi lemah. Selain itu, lemahnya industri pangan berbasis inovasi dan teknologi, tidak bisa membuka lapangan kerja yang memperkuat perekonomian bangsa. "Maka itu, kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi/lembaga penelitian sangat penting dalam menjaga daya saing ekonomi dan menciptakan lapangan kerja," kata Jumain.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement