Senin 22 May 2017 18:57 WIB

Rayakan Milad Kedua, Forum Akademisi Indonesia Gelar Seminar Nasional Kebangsaan

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Kebangsaan yang diigelar oleh Forum Akademisi Indonesia (FAI), Sabtu (20/5).
Foto: Dok BSI
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Kebangsaan yang diigelar oleh Forum Akademisi Indonesia (FAI), Sabtu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Akademisi Indonesia (FAI), yang digagas oleh perguruan tinggi Bina Sarana Informatika (BSI),  kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Kebangsaan. Seminar kali ini  dilaksanakan di aula BSI kampus Kalimalang, Jalan  SMA Kapun  nomor 292A, Kalimalang, Jakarta, Sabtu (20/5).

Seminar yang  dilaksanakan dalam merayakan hari Kebangkitan Nasional 20 Mei ini dihadiri sekitar 320 orang yang terdiri dari akademisi maupun masyarakat umum. Seminar  yang merupakan  kelima kalinya diadakan oleh FAI tersebut  dihadiri Direktur Eksekutif Center for Islamic Studies in Finance, Economics, and Development (CISFED)   Dr  Intan Syah Ichsan dan Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro.

 

Seminar yang juga dilaksanakan dalam menyambut milad kedua  FAI yang jatuh pada  23 Mei 2017 ini menghadirkan Wakil Ketua MPR RI Dr M  Hidayat Nur Wahid  MA sebagai keynote speech. “Kalau dikaitan kebangkitan nasional lahir untuk melawan  pendidikan negara asing, maka muncullah organisasi asing. Jadi kebangkitan bangsa kita adalah kebersamaan yang penting yang harus kita apresiasikan.  Sudah seharusnya pendidikan di negara kita harus bertanggung jawab dalam pendidikan di negara kita. Hal ini memanglah tidak mudah, ini harus menghadirkan negara” ujar  Hidayat Nur Wahid dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (22/5).

Seminar yang dimoderatori Pakar Senior Media Antara Dr Aat Surya Syafaat MSi itu mengusung tema “Pendidikan Pilar Kekuatan Bangsa”. Ada dua nara sumber yang tampil, yakni Dr Adhyaksa Dault SH, MSi (menpora RI  priode 2004-2009), dan Praktisi Pendidikan sekaligus Ketua STMIK Nusa Mandiri Jakarta Dr H Moch  Wahyudi MM, MKom, MPd.

“Pendidikan yang bernbasis agama adalah pendidikan yang berbasis pancasila. Oleh karenanya pendidikan agama sangat penting dilakukan di sekolah atau perkuliahan,” kata Adhyaksa Dault.

Sebagai contoh nyata pembentukan karakter dimulai dari pendidikannya, ditayangkan pula video seputar kegiatan pramuka di Bangkalan Madura. “Hal ini sebagai dasar penting pembentukan karakter pemuda penerus bangsa, di tengah budaya asing yang mulai digandrungi oleh para pemuda Indonesia,” tegas Adhyaksa.

Sedangkan Moch Wahyudi menjelaskan secara detail perkembangan pendidikan di Indonesia. "Ketika kita bicara sumber daya manusia,  yang utamanya pendidikan, tapi yang lebih penting lagi adalah akhlak. Hal itu sesuai slogan Bapak Pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara.  Salah  satu yang menjadi indikator untuk melihat negara itu maju salah satunya adalah perkiraan  jumlah ilmuwan (peneliti),” tutur Wahyudi.

Ketua Panitia Pelaksana Eni Heni H mengatakan, sejak dideklarasikan dua tahun lalu,  FAI selalu berkomitmen untuk berperan aktif terhadap laju perkembangan ilmu pengetahuan Indonsia. Selain itu, lanjut Eni, membantu para akademisi memiliki wawasan yang luas dengan menyelenggarakan seminar nasional dengan nara sumber para ilmuwan yang kompeten dan tanggap informasi.

“Kami selalu berupaya menghadirkan tokoh nasional sebagai nara sumber untuk berdiskusi dengan para akademisi dalam memberikan sumbang pemikiran untuk menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia. Hal itu  sebagai salah satu bagian penting bagi pertumbuhan bangsa Indonesia,”  kata Eni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement