Senin 02 Oct 2017 07:37 WIB

UMY Press Resmi Jadi Penerbit

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.
Foto: muhammadiyah.or.id
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) baru saja meresmikan UMY Press. Bekerjasama dengan Suara Muhammadiyah, UMY Press diharapkan menjadi wadah untuk membukukan ilmu dan pemikiran cendekiawan untuk masyarakat luas.

Peresmian dilakukan di Ruang Konvensi Asri Medical Center (AMC). Warek I Bidang Akademik Sukamta menekankan, ini merupakan upaya UMY mewujudkan visi menjadi kampus unggul dan bidang keilmuan dan Islami. Karenanya, setiap tenaga pendidik UMY didorong membuat karya tulis melalui UMY Press.

"Diharapkan UMY Press ini dapat menjadi sumber input pemasukan dari luar, karena selain untuk membantu keuangan kampus, juga dituntut BAN-PT dan QS Stars sebagai bagian internasionalisasi," kata Sukamta, Sabtu (30/9).

Diadakan pula peluncuran buku perdana dari Penerbit UMY Press berjudul Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin, Studi tentang Pergerakan Muhammadiyah di Kotagede sekitar 1910-2010. Ketua LP3M UMY, Gatot Supangkat menilai, ini langkah mengelola arus perpindahan ilmu dan pemikiran para cendekiawan.

Untuk itu, ia berterima kasih kepada penulis Bulan Sabit Terbit di Atas Pohon Beringin, Prof Nakamura, yang mengijinkan UMY Press untuk menerbitkan salah satu karyanya. Selain itu, Gatot turut berterima kasih kepada Suara Muhammaiyah atas kolaborasi yang ada selaman ini.

"Semoga ke depannya kita dapat bekerjasama untuk menerbitkan buku-buku yang bermanfaat bagi masyarakat, agar mereka menjadi generasi yang berkemajuan," ujar Gatot.

Sementara, Prof Mitsuo Nakamura yang turut menghadiri peresmian, sempat mengungkapkan alasannya memakai kata bulan sabit sebagai representasi Muhmmadiyah, bukan matahari. Ia mengaku terinspirasi peneliti Islam Yale University, yang merasa kalau Islam akan bangkit di Indonesia.

Nakamura sendiri baru saja mendapat penghargaan Kemendikbud yang langsung diserahkan Mendikbud Muhadjir Effendy, sebagai ahli perkembangan dan komunitas Ilsam, serta tokoh antar budaya. Ia menegaskan, penghargaan ini tidak untuknya seorang, tapi juga mereka yang telah berdialog dengannya.

"Saya adalah antropolog sosial, tugas saya mendengar dan mengamati apa yang dipikirkan dan dilakukan orang, hasilnya saya punya banyak teman di Kotagede, penghargaan yang saya terima ini sebenarnya juga ditujukan kepada anda yang berdialog dengan saya, untuk itu saya ucapkan terima kasih," kata Nakamura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement