Selasa 02 May 2017 15:40 WIB

Kemenristekdikti Launching 7 Program Unggulan pada Hardiknas 2017

Rep: Kabul Astuti/ Red: Dwi Murdaningsih
Reviewer memberikan tips karya ilmiah dapat menembus publikasi internasional.
Foto: Dok STMIK Nuri
Reviewer memberikan tips karya ilmiah dapat menembus publikasi internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puncak acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2017 dilaksanakan di Gedung Pusat Riset Institut Teknologi Surabaya (ITS). Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi meluncurkan tujuh program unggulan baru, serta beberapa program dari PTN/PTS di Surabaya dan Madura.

Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI Patdono Suwignjo menyebutkan ketujuh program tersebut, yakni Pendidikan Profesi Guru (PPG), Portal Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen SINTA, Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), Teaching Industry, Rencana Induk Pembangunan SDM IPTEK dan DIKTI, SISTER (Sistem Informasi Terintegrasi), dan Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mobile.

Patdono menuturkan, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan salah satu program yang dirancang oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan DIKTI. "Program PPG diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru," ujar Patdono, Selasa (2/5).

Yang kedua, Kemenristekdikti lewat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan juga meluncurkan Portal Kinerja Publikasi Ilmiah Dosen SINTA (Scence and Technology Index), yakni pusat sitasi publikasi dan kepakaran dosen, peneliti dan perekayasa seluruh indonesia, yang dikemas dalam sistem informasi berbasis web. SINTA dapat diakses melalui http://sinta.ristekdikti.go.id.

Menurut Patdono, sistem ini akan mengindeks, mengintegrasikan, dan menilai kinerja publikasi karya ilmiah peneliti dan akademisi Indonesia serta jurnal ilmiah berdasarkan jumlah dokumen dan jumlah sitasi. SINTA juga menyediakan informasi benchmark dari institusi, kolaborasi, analisa arah riset dan direktori kepakaran peneliti Indonesia.

Yang ketiga, program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bertujuan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan formal atau menyetarakan dengan kualifikasi tertentu berdasarkan pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja. Ini untuk bidang-bidang khusus seperti dosen, instruktur, guru, tenaga kesehatan, dan profesi tertentu lainnya yang sangat spesifik.

Keempat, Patdono juga memaparkan soal Klinik Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Mobile, yang merupakan layanan untuk perguruan tinggi agar lebih memahami SPMI dan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-Dikti). Aplikasi ini memberikan layanan informasi dari Direktorat Penjaminan Mutu Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

"Program ini dapat diakses melalui melalui Android dan Iphone Operating System’s (IOS). Sebanyak 300 fasilitator pusat dan wilayah disiapkan untuk memberi layanan Klinik SPMI Mobile," kata Patdono.

Kelima, SISTER (Sistem Informasi Terintegrasi) adalah aplikasi yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya IPTEK dan DIKTI untuk meningkatkan kualitas data SDM. Aplikasi ini mengintegrasikan seluruh layanan karir dan kompetensi SDM di Ristekdikti sehingga memungkinkan masyarakat menerima kepastian dalam pelayanan karir mereka.

Keenam, Rencana Induk Pembangunan SDM IPTEK dan DIKTI yang digagas Ditjen Sumber Daya IPTEK dan DIKTI untuk memberikan rekomendasi atas kebutuhan SDM yang relevan dengan prioritas pembangunan. Rencana Induk Pembangunan SDM ini disusun untuk memangkas kesenjangan antara supply pendidikan tinggi sebagai penyedia tenaga kerja terampil dengan kebutuhan pembangunan.

Yang terakhir, teaching industry merupakan salah satu program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti untuk membangun industri berbasis teknologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan produk inovasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement