Rabu 26 Apr 2017 09:42 WIB

Mitigasi Bencana Akibat Perubahan Iklim Sangat Diperlukan

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Hazliansyah
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Foto: Republika/Heri Purwata
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Manusia harus selalu waspada terhadap ancaman bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Selain menimbulkan kerusakan, bencana juga sering terjadi dan memakan korban. Isu inilah yang menyeruak pada diskusi kebumian oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII).

Maka itu Wakil Rektor III UII Agus Taufik mengatakan, mitigasi terhadap bencana akibat perubahan iklim sangat perlu dilakukan.

“Mitigasi bencana akibat perubahan iklim ditujukan agar kita semua dapat melakukan aksi dan upaya yang dapat mengatasi dampak buruk yang mungkin bisa terjadi,” katanya dalam diskusi Hari Bumi.

Perwakilan USAID, Keith Bettinger menyampaikan hal serupa. Ia menjelaskan, setiap perencanaan infrastruktur hendaknya perlu mempertimbangkan aspek pengaruh dari perubahan iklim. Karena perubahan iklim dapat menimbulkan bencana yang mempengaruhi proyek pembangunan infrastruktur.

“Oleh karena itu diperlukan kesiapan semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengembangkan teknologi adaptasi dan mitigasi bencana sebagai akibat dari perubahan iklim,” ujarnya.

Sementara itu Staf Ahli Kementerian PUPR, Khalawi menyampaikan bahwa kementeriannya telah berinisiatif mengembangkan program Rencana Aksi Nasional Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim (RAN MAPI). Ke depannya program ini akan diperkuat, terutama dalam rangka membangun infrastruktur yang mestinya lebih ramah terhadap lingkungan.

Kemudian berkaitan dengan pengalaman menangani bencana, Mantan Wali Kota Yogyakarta Hery Zudianto memberikan rekomendasi agar kegiatan diskusi kebencanaan berlangsung secara berkelanjutan dan dituangkan dalam dokumen semacam garis haluan daerah.

“Kecenderungan saat ini setiap ganti pemimpin programnya juga selalu berganti,” ujarnya.

Dekan FTSP UII Widodo menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang cukup rentan terhadap pengaruh perubahan iklim. Kondisi ini terjadi karena Indonesia merupakan negara kepulauan.

“Dalam rangka itu FTSP UII juga siap berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka mengembangkan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” katanya. Termasuk pengembangan program Sinergi Kampus Kampung (SKK). Di mana melalui program ini kampus berusaha mengembangkan kolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam rangka menata lingkungan bersama.

Forum diskusi ini juga merumuskan beberapa poin yang dituliskan dalam Yogyakarta Statement. Di antaranya kesepakatan membuat riset bersama mengenai mitigasi bencana dan pusat edukasi mitigasi bencana bagi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement