Kamis 30 Mar 2017 16:38 WIB

UNS Jadi Koordinator Pengelolaan Percepatan Swasembada Jagung

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri panen raya jagung di desa kenebibi, Kabupaten Belu, NTT.
Foto: Republika/Bayu Hermawan
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri panen raya jagung di desa kenebibi, Kabupaten Belu, NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) ditunjuk sebagai koordinator pembinaan dan pengelolaan dalam program percepatan swasembada jagung oleh Kementrian Pertanian. Rektor UNS Ravik Karsidi menjelaskan UNS bersama 35 perguruan tinggi lainnya akan mengelola 20 ribu hektare lahan di berbagai wilayah untuk membantu petani jagung dalam melakukan percepatan produksi jagung.

"Untuk percepatan produksi jagung mulai dari pembibitan hingga panen dan kemudian akan dibeli oleh pemerintah, akan digarap bersama-sama dengan perguruan tinggi lainnya," kata Ravik Karsidi pada Kamis (30/3) siang.

UNS diplot untuk membina petani jagung di Kabupaten Grobogan. Diharapkan dengan begitu, target Indonesia untuk bisa swasembada jagung bisa terlaksana. Dia mengungkapkan pembinaan  dan penglolaan lahan jagung itu akan dimulai dalam waktu dekat. Selain disektor jagung, kata Ravik, UNS juga telah menjalin kerjasama dengan Kementrian Pertanian untuk mengembangkan produksi pisang di Karanganyar.

Ravik menjelaskan saat ini sejumlah mahasiswanya telah melakukan pembinaan terhadap petani pisang di Karanganyar. Sebagai dukungan pemerintah, kata dia Kementrian Pertanian berjanji untuk mengirimkan alat-alat yang dibutuhkan petani pisang mulai dari perawatan hingga alat produksi.

"Kementan juga sudah siap untuk mengembangkan sentra pisang dengan memberikan alat-alat pengolahannya, selain itu juga mensuport dalam pengembangan beras hitam oleh UNS," kata dia.

Sementara itu, Mentri Pertanian Amran Sulaiman optimis Indonesia sudah bisa swasembada beras dan jagung tahun ini. Bahkan dia mengungkapkan ekspor pangan ke negara tetangga terus dilakukan pemerintah. Daua pekan kedepan, kata dia, pemerintah akan kembali melakukan ekpor beras sebanyak 15 ribu ton ke Malaysia. Sebelumnya, dia menjelaskan beberapa wilayah di perbatasan telah melakukan ekspor baik jagung maupun beras ke negara tetangga.

"Kami mimpikan Kepulauan Riau bisa menyelesaikan Singapura, Entikong dan Kalimantan bisa menyelesaikan Malaysia, Maluku menyelesaikan Filipina, NTT menyelesaikan Timur Leste dan Merauke menyelesaikan Papua Nugini. Kami bagi di perbatasan, ini transfernya pasti menang," kata Amran disela-sela mengisi kuliah umum di Universitas Sebelas Maret (UNS).

Dia juga memaparkan target Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada 2045. Sejumlah komoditi  seperti minyak sawit, karet, dan pala menjadi andalan indonesia saat ini. Ia pun optimis komoditi lainnya akan merajai di pasar global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement