Jumat 03 Mar 2017 09:14 WIB

Unair Targetkan 162 Jurnal Terindeks Scopus Tahun Ini

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Foto: Ist
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menargetkan sebanyak 162 publikasi jurnal internasional terindeks Scopus pada tahun ini. Publikasi tersebut dinilai dapat mendorong Unair meraih ranking 500 top dunia yang ditargetkan Kemenristek Dikti pada 2019.

Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unair, Ni Made, mengatakan, untuk mencapai predikat perguruan tinggi kelas dunia, salah satu upaya Unair dengan menargetkan kenaikan jumlah publikasi jurnal yang terindeks Scopus pada tahun ini.

Made berpendapat salah satu upaya untuk mencapai World Class University (WCU) melalui produk riset yang berupa jurnal internasional yang terindeks Scopus. Hal itu juga berkaitan dengan peraturan Kemenristekdikti tahun 2017 yang mewajibkan dosen untuk mempublikasikan jurnal ilmiah di level nasional maupun internasional.

“Tahun lalu jumlah publikasi jurnal internasional yang terindeks scopus hanya sekitar 64 jurnal. Dan untuk tahun ini kita menargetkan 162 jurnal internasional terindeks scopus,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (2/3).

Ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) Prihartini Widiyanti, mengungkapkan, publikasi jurnal internasional menjadi parameter yang sangat krusial, sehingga memiliki beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Di antaranya, artikel ilmiah, cover letter, pilihan jurnal ilmiah yang dituju, serta motivasi yang kuat. “Dalam menentukan target jurnal, salah satunya yaitu dengan cara memilih jurnal yang baik,” kata dokter gigi yang akrab disapa Yanti tersebut.

Yanti menjelaskan terkait teknis untuk submission artikel atau jurnal internasional agar tidak salah masuk ke dalam Publisher Predatory yang justru merugikan para dosen. “PPJPI juga memberikan pendampingan bahasa (translasi/translate) serta pendampingan untuk kalangan dosen dalam menghadapai masalah submission jurnal internasional,” kata dia.

Wakil Ketua PPJPI, Hendrik Setia Budi, mengatakan, selain dosen, mahasiswa juga dapat melakukan publikasi dengan menggunakan tugas akhir dengan proses Reworking atau mendaur ulang menjadi naskah ilmiah. Reworking ini dikerjakan ulang oleh dosen pembimbing dengan tidak menghilangkan identitas mahasiswa tersebut.

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam reworking yakni, mengecek kelayakan tulisan dan data online. Pengecekan data online (repository dan jurnal) ini bertujuan untuk memperhatikan unsur plagiarisme dengan cara menggunakan aplikasi cek tingkat plagiarisme.

“Yang perlu diperhatikan lagi ketika akan melakukan publikasi jurnal internasional yaitu prosedur penulisan agar dapat diterima oleh editor sehingga akan mendapatkan banyak reviews,” terang Hendrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement