Kamis 16 Feb 2017 16:45 WIB

Persaingan Sarjana Pencari Kerja Semakin Ketat

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wisuda sarjana (ilustrasi)
Foto: Dede Lukman Hakim/Republika
Wisuda sarjana (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persaingan lulusan sarjana saat ini semakin ketat. Menurut Direktur Tim.Work, Caca Samhudi, sekitar 6,2 persen pengangguran di Indonesia adalah sarjana. Apalagi, saat ini diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ini akan memperkuat persaingan dalam dunia kerja.

"Sebagai warga Bandung, saya ingin lulusan sarjana, apalagi dari universitas Islam, tak kalah persaingan," ujar Caca kepada wartawan di sela-sela acara "Berbagi Inspirasi dan Pengalaman" melalui kegiatan sharing session yang digelar Tim.Work di kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), Kamis (16/2). Tim.Work merupakan institusi yang bergerak di bidang training, event management, dan consulting. 

Menurut Caca, pencari kerja dan pengangguran harus melengkapi kemampuannya dengan kompetensi kerja. Sehingga, bisa lebih mudah menentukan lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat, dan keinginannya. "Lulusan sarjana itu rata-rata siap ke dunia kerja tapi kami ingin me-refresh lagi," katanya. 

Pencari kerja lulusan sarjana, kata dia, sebenarnya sudah tahu bagaimana berkomunikasi, memiliki ilmu pengetahuan yang cukup, dan ahlak. Kalau mereka mengikuti sharing, maka akan ada nilai tambah. "Sharing session ini kami gelar agar bisa berbagi karena Tim.Work memiliki pengalaman bekerja di bidang training," katanya. 

Caca berharap, setelah berbagi pengalaman, ilmu dan tips bagaimana memasuki dunia kerja, maka semua calon pencari kerja bisa lebih percaya diri saat menghadapi wawancara kerja. Karena, di kampus biasanya mereka akan mendapatkan teori, sementara di tataran praktis bisa berpraktik langsung.  "Wawancara kerja memang selalu begitu setiap tahunnya, tapi ada hal-hal kekinian yang terkadang harus diinformasikan," katanya. 

Caca mencontohkan, sekarang banyak perusahaan yang melihat calon pekerja dari media sosial (medsos). Dari medsos tersebut, akan terlihat apakah pelamar tersebut memiliki kreativitas dan inovasi atau tidak. 

Sementara menurut Kepala Seksi Kemahasiswaan Fikom Unisba, Mohamad Subur Drajat, mahasiswa yang mengikuti pelatihan ini adalah mahasiswa yang sudah sidang sarjana dan mahasiswa tingkat akhir. Jumlahnya sekitar 150 orang.  "Kerja sama baru pertama kali dengan Tim.Work. Kami berharap akan terus berlanjut ke depannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement