Selasa 07 Feb 2017 13:15 WIB

UNS Riset Pengembangan Beras Hitam

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Beras hitam
Foto: organicsfs
Beras hitam

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) sedang melakukan riset pengembangan budidaya beras hitam dengan melakukan iradiasi menggunakan nuklir. Tujuannya, agar usia usia tanam hingga panen beras hitam bisa dipersingkat atau panen lebih cepat dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

"Ya kami sedang mengembangkan black rice, diradiasi kerjasama dengan BATAN memakai nuklir, ternyatan bisa dimanfaatkan juga untuk itu, beras ini kan mempunyai antioksidan tinggi, kami akan terus kembangkan," kata Rektor UNS Ravik Karsidi, Selasa (7/2).

Beras hitam  memang belum banyak dikenal masyarakat. Sebab, budidaya tanaman bernama lain Oryza sativa L. indica ini pun masih sangat jarang. Meski diklaim cocok ditanam di Indonesia, namun usia tanamnya lebih panjang dibanding beras jenis lainnya.

Desa Sejahtera Mandiri Binaaan Unissula Jadi Percontohan Nasional

Menurut Dekan Fakultas Pertanian UNS, Bambang Pujiasmanto, hal ini lah yang membuat harga beras hitam saat ini melambung tinggi. Dengan melakukan iradiasi tersebut diharapkan produktivitas beras hitam semakin meningkat dengan usia tanam menjadi lebih singkat hingga berdampak pada turunnya harga.

"Sekarang itu harganya bisa mencapat (Rp) 35 ribu, paling murah (Rp) 16 ribu, karena itu kami berpikiran bagaimana agar umurnya itu pendek, mudah-mudahan dengan iradiasi ini bisa ditemukan yang umurnya relatif pendek, sekarang 6 bulan nanti bisa dibawah itu, mungkin juga nanti sifat-sifatnya seperti apa," kata Bambang.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, selain memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibanding beras jenis lainnya seperti beras putih, beras merah beras ungu dan beras coklat. Dalam beras hitam juga terdapat anosianin, sehingga beras hitam mempunyai antioksidan yang dapat berperan untuk menurunkan kadar kolestrol yang menjadi penyebab paling banyak timbulnya berbagai penyakit. Sebab itu pula, beras tersebut jelas dia mulai disenangi masyarakat.

Saat ini, UNS tengah memusatkan penelitiannya di kawasan Tegal Gondo, Klewer. Bambang menjelaskan setelah melalui seleksi, beras hitam dengan usia tanam lebih pendek dan produkstivitas tinggi akan ditanam kembali untuk pemulihan tanamnya.

Untuk mendukung risetnya tersebut, UNS juga menggandeng salah satu kampus terkemuka di Korea Selatan yakni Universitas Chungnam, yang memang juga telah lama fokus dalam riset budidaya di sektor pertanian. Dekan College of Agriculture and Life Science, Departemen of Applied Biology Cungnam University, Yu Yong Man, mengatakan kampusnya siap melakukan kerjasama riset dibidang tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement