Kamis 19 Jan 2017 16:56 WIB

Menteri Agama Resmikan Sekolah Tinggi Ilmu Alquran dan Sains

Rep: Binti Sholikah/ Red: Agus Yulianto
Menag Lukman Hakim Saefudin
Foto: Republika/Yulia Ningsih
Menag Lukman Hakim Saefudin

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan Sekolah Tinggi Ilmu Alquran dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) di Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendang Agung Paciran Lamongan, Kamis (19/1). Peresmian STIQSI dilakukan di sela-sela peringatan Haflah Kesyukuran 30 tahun PP Al-Ishlah.

Lukman mengatakan, urgensi dan relevansi ilmu Alquran harus terus dikaji dalam merespon perkembangan dunia, karena Alquran adalah pedoman hidup. Terlebih, dalam menghadapi perubahan kehidupan amal yang luar biasa, maka harus dilandasi dengan nilai-nilai agama yang dipahami dengan baik.

Dikatakan Lukman, memang Alquran telah menimbulkan makna beragam. Hal itu karena keterbatasan manusia yang tidak mungkin bisa memahami Alquran ciptaan Allah Yang Maha Sempurna. "Keterbatasan manusia ini agar bisa saling mengisi dan menyempurnakan satu dengan yang lain," ujarnya.

Menurut Lukman, keragaman dan kemajemukan merupakan takdir Allah. Saat ini, ada sebagian masyarakat tertentu yang ingin menyeragaman tafsir Alquran yang beragam. Dengan adanya STIQSI ini, Lukman berharap, akan memberikan kontribusi besar dalam memberikan pemahaman bahwa pembenaran tidak bisa dimonopoli seseorang.

Menag meminta kepada masyarakat agar lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi perubahan yang ada, baik globalisasi, reformasi, maupun kemajuan IT dan sosial media. Sebab pengaruhnya bisa merubah cara pandang seseorang. "Oleh karena itu keseimbangan pemahaman Alquran dan perkembangan sains diperlukan," ujarnya      

Peresmian STIQSI ditandai dengan penyerahan SK pendirian STIQSI kepada Pendirinya KH M Dawam Saleh oleh Menteri Agama disaksikan oleh Ditjen Diktis Kemenag Amsal Bakhtiar, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Wakil Bupati Lamongan, Ketua Kopertais IV, Rektor Gontor, dan Atase Duta Besar Arab Saudi di Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, pendidikan pondok pesantren mampu melahirkan generasi pemenang, yakni generasi muda yang cerdas, cakap, terampil, mengerti tentang agama. Karena itu, keberadaan pondok pesantren semakin dibutuhkan dan dicari masyarakat. Saat ini, lanjutnya, hanya sekitar 8 sampai 10 persen lulusan SMA sederajat yang bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Ia berharap, peresmian STIQSI ini bisa menambah orang-orang terdidik. Sebab, baru 12 juta orang yang lulus S1 di antara 250 juta penduduk Indonesia. "Semoga STIQSI ini dapat melahirkan generasi muda yang sanggup meneruskan cita-cita bangsa terutama menghadai perkembangan dunia yang begitu pesat," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement