Ahad 15 Jan 2017 12:58 WIB

ITB Targetkan 40 Prodi Bisa Terakreditasi Internasional

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kampus ITB
Kampus ITB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) menargetkan pada 2019 nanti, sebanyak 40 program studi (Prodi) bisa terakreditasi internasional. Menurut Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Administrasi Umum, dan Alumni ITB, Miming Mihardja, saat ini, dari 131 Prodi di ITB yang sudah memperoleh akreditasi internasional baru 24 Prodi.  

"Untuk memperoleh akreditasi internasional ini memang tak mudah syaratnya cukup ketat," ujar Miming, Ahad (15/1).

Menurut Miming, syarat untuk memperoleh akreditasi internasional itu di antaranya dilihat dari kualitas pengajar, kurikulum, alumni dan lainnya. Saat ini, ITB akan memfokuskan proses akreditasi internasional itu untuk S1.

"Kenapa kita minta dinilai oleh lembaga internasional, agar lulusan kita bisa bersaing dengan luar negeri," katanya.

Miming mengatakan, beberapa lembaga akreditasi program studi internasional yang telah memberikan jaminan akreditasi kepada ITB, di antaranya, Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET), United States of America, Accreditation Agency for Stdudy Programs in Engineering, Natural Science, Mathematics, and Informatics Germany (ASIIN), The Royal Society for Chemistry, United Kingdom (RSC), dan lainnya.

Terkait aktivitas peneliti di ITB, kata Miming, menunjukkan skala pertumbuhan positif dan telah mencapai jumlah judul penelitian sebanyak 677 hingga akhir tahun. Penelitian ini, selain dibiayai oleh ITB juga hasil dari dukungan berbagai pihak. Di antaranya, hibah Kemenristekdikti, hibah institusi dalam dan luar negeri serta kerja sama penelitian dengan dunia industri.

"Total dana penelitian di ITB pada 2016 mencapai Rp 148,62 miliar," katanya. Anggaran penelitian tersebut, kata dia, memang belum ideal. Karena, di negara-negara maju seperti Amerika alokasi anggaran untuk penelitian besar sekali. Semakin anggaran penelitian itu besar, mak akan sangat baik apalagi kalau disertai pemilihan topik sesuai kebutuhan masyarakat dan bernilai ekonomi.

Miming mengatakan, hasil penelitian ITB sendiri telah berkontrubusi pada peningkatan jumlah publikasi internasional terindeks scopus dan wos. Saat ini, jumlah publikasi di ITB telah mencapai angka 1.186 pada 2016. Prestasi ini, telah meningkatkan posisi ITB dalam ranking world class university versi Qs.  "Peringkat ITB, naik dari 431-440 pada 2015 lalu menjadi peringkat 401-410 di 2016 atau naik 30 poin," katanya.

Kenaikan posisi ITB ini, kata dia, telah memnuhi harapan Kemenristekdikti untuk menambah dan memperkuar jajaran perguruan tinggi di Indonesia berhasil masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik di duania. Hal itu, dapat dilihat pada topik publikasi bertaraf internasional yang dihasilkan peneliti ITB, di dominasi oleh bidang teknik, ilmu komputer, fisika, astronomi, ilmu kebumian, ilmu material dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement