Rabu 07 Dec 2016 17:14 WIB

FH UMM Dorong Diplomasi Maritim

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL), Laksamana Ade Supandi, saat memberikan materi.
Foto: Dokumen
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL), Laksamana Ade Supandi, saat memberikan materi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki kekayaan potesi laut yang luar biasa. Pontensi inilah yang menurut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL), Laksamana Ade Supandi, membuat Indonesia digadang menjadi Poros Maritim Dunia (PMD). 

Hal ini disampaikan Ade saat bertindak sebagai keynote speaker dalam gelaran Seminar dan Call for Paper bertema ‘Kebijakan Hukum Kelautan dalam Rangka Penguatan Diplomasi Maritim’ yang diselenggarakan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (7/12).  

Menurut Ade, hingga kini masih jadi perdebatan apakah Indonesia lebih cocok untuk disebut negara agraris atau negara maritim. Dengan mengutip Alquran, ia menyebut tema laut dibahas sebanyak 33 ayat, sementara itu 11 ayat berbicara tentang darat. Demikian pula kontruksi bumi juga 2/3-nya terdiri dari lautan, sedangkan sisanya yang 1/3 merupakan daratan. 

“Sama halnya dengan Indonesia. Luas wilayah Indonesia 2/3-nya berupa lautan, sedangkan 1/3 merupakan daratan. Maka, Indonesia bisa jadi merupakan miniaturnya dunia,” katanya, di hadapan 115 peserta seminar yang terdiri dari Dekan Fakultas Hukum se-Malang Raya, dan sejumlah mahasiswa strata 1 dan strata 2 ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia hasil Sensus 2010 sejumlah 237.641.326 orang. Sementara, hanya 10 persen dari jumlah tersebut yang bergiat di bidang maritim.  

“Sehingga, sebagai bentuk tanggung jawab perguruan tinggi, UMM juga didorong untuk ikut andil dalam memajukan bidang kemaritiman Indonesia,” ujar dia, dalam siaran pers.

Ketua Asosiasi Pimpinan Perguruan Tinggi Hukum Indonesia (APPTHI), Dr Laksanto Utomo, menegaskan terselenggaranya kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat.

Adapun Rektor UMM, Drs Fauzan, mengharapkan seminar ini dapat menghasilkan format yang benar-benar ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement