Sabtu 21 Oct 2017 14:45 WIB

Guru Australia Pamer Bahasa Indonesia di Canberra

 Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Buku pelajaran Bahasa Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah guru Australia memamerkan kemampuan berbicara dalam bahasa Indonesia saat berkumpul bersama di Kedutaan Besar Republik Indonesia Canberra. Kegiatan itu bagian dari acara "Balai Bahasa Indonesia Annual Dinner".

"Australia merupakan satu-satunya negara dimana Bahasa Indonesia diajarkan secara luas di berbagai tingkatan, mulai SD hingga SMA di seluruh pelosok Australia. Tak heran jika tidak sedikit orang Australia yang fasih berbahasa Indonesia," demikian siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/10).

Para guru, mereka yang tergabung dalam Canberra Indonesian Teachers Association (CITA) tersebut, dengan fasihnya saling ngobrol dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Bahkan tak jarang sejumlah bahasa gaul yang populer di kalangan anak muda di tanah air pun, kerap dilontarkan oleh mereka. Maklum, mayoritas dari mereka memang pernah mengenyam studi di berbagai universitas di Indonesia.

Acara ini juga dihadiri oleh pejabat dari Departemen Pendidikan dan Pelatihan Kota Canberra, Veronica Canellas, yang menjadi sosok utama penyusunan kurikulum pendidikan di Ibu Kota Australia ini mengaku bangga dengan komitmen dan prestasi para guru Australia tersebut.

"Kemitraan yang selama ini dijalin dengan KBRI Canberra sangat penting dalam mempromosikan pengajaran Bahasa Indonesia", kata Veronica.

Salah satu guru yang fasih berbahasa Indonesia adalah Rebecca Battaglini. Pengajar Bahasa Indonesia di Melrose High School di Canberra ini kemampuan Bahasa Indonesianya tak ubahnya seperti perempuan Indonesia pada umumnya.

Menurutnya, kemampuannya menguasai Bahasa Indonesia diperoleh sejak bangku SMP dan diperdalam di bangku kuliah di Australian National University.

"Saya juga pernah kuliah di UGM selama satu tahun. Setiap ada kesempatan ke Indonesia, saya selalu ingin pergi ke Jogja", ujar perempuan asli Canberra ini.

Guru lainnya, yakni Kirsten Stobbe, guru senior Bahasa Indonesia dari Alfred Deakin High School yang juga menjabat Ketua CITA dan Kirrilly McKenzie, pengajar di Lyneham High School, juga sangat fasih dan piawai Berbahasa Indonesia.

Kirrilly yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemuda Indonesia-Australia di Canberra ini pernah belajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa di UGM dan Universitas Parahyangan.

Menurut Heath McMichael yang menjabat sebagai Ketua Balai Bahasa Indonesia Kota Canberra, pertemuan di KBRI Canberra ini merupakan wujud dari apresiasi terhadap prestasi dan kinerja para guru Bahasa Indonesia.

"Penguasaan terhadap bahasa dari negara-negara Asia, khususnya Bahasa Indonesia, sangat krusial bagi Australia untuk mendapatkan manfaat yang optimal di berbagai bidang kerjasama, seperti di sektor ekonomi dan bisnis, pariwisata, pendidikan", tambah pria yang pernah bertugas di Indonesia sebagai Kepala Kantor Perwakilan Dagang Australia Barat di Surabaya ini.

Kemampuan para guru Australia dalam berbahasa Indonesia ini diapresiasi dan dikagumi oleh Wakil Duta Besar RI untuk Australia, M.I. Derry Aman, yang hadir bersama sejumlah diplomat Indonesia, termasuk Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Imran Hanafi.

Menurut Derry Aman, penguasaan Bahasa Indonesia sangat penting bagi masyarakat Australia. "Hampir 300 juta orang di dunia menggunakan Bahasa Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara tetangga terbesar Australia yang pertumbuhan ekonominya sangat pesat dan diproyeksikan menjadi salah satu dari lima perekonomian terbesar di dunia", katanya.

Untuk menciptakan suasana Indonesia juga ada suguhan makan khas Indonesia, yakni gado-gado, rendang, opor ayam, es cendol dan risoles.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement