Kamis 03 Nov 2016 17:12 WIB

Mahasiswa ITS Raih Penghargaan Desain Mobil Dunia

Rep: Binti Solikhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Dua mahasiswa ITS mendapat penghargaan dalam ajang kompetisi desain mobil.
Foto: ITS
Dua mahasiswa ITS mendapat penghargaan dalam ajang kompetisi desain mobil.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dua mahasiswa Jurusan Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menyabet gelar Honorable Mention pada gelaran Michelin Challenge Design 2017. Andhika Dimas Dwiputra dan Freksa Arista Ihsan membuat rancangan desain mobil balap. Penghargaan ini diumumkan akhir Oktober lalu.

Dimas, sapaan akrab Adhika Dimas Dwiputra, mengaku baru pertama kali mengikuti ajang desain mobil. Ia tak menyangka, mobil bernama Audi Ayrus hasil timnya ini berhasil bertengger di 20 besar finalis terbaik dari total 1.600 peserta yang berasal dari 80 negara. Timnya menjadi satu-satunya peserta yang mewakili Indonesia.

Dimas menambahkan, kompetisi ini sebenarnya telah ada sejak 2002. Namun, baru pada 2007 kompetisi ini menjadi terkenal di kalangan mahasiswa Despro. "Kebetulan tahun kemarin ada senior yang ikut serta dalam kompetisi serupa, namun hanya bisa jadi finalis," ungkap mahasiswa asal Jakarta ini melalui siaran pers, Kamis (3/11).

Rekan Dimas, Freksa Arista Ihsan yang akrab disapa Aris menjelaskan, mobil yang dikompetisikan berjenis Lemans. Yakni sebuah mobil yang sudah umum di luar negeri untuk balapan, namun masih belum begitu familiar jika di Indonesia. "Jadi balapannya 24 jam non-stop. Dalam kompetisi ini kami dituntut untuk menciptakan desain mobil yang bisa mendukung performanya," kata Aris.

Sesuai dengan tema, the Design for the Win, kategori penilaian mengacu pada berbagai hal seperti estetika, inovasi, pemecahan masalah, hingga kemampuan adaptasinya di masa depan. "Kebetulan desain mobil yang diciptakan ini dikhususkan untuk tahun 2030. Di mana teknologi diprediksi sudah sangat maju," kata dia.

Inovasi yang diusulkan terkait penggunaan ide levitasi, dimana fungsi mesin sebagai penggerak utama ban akan dihilangkan. "Bisa dibilang mobil kita ini tidak memiliki mesin, hanya ada sistem magnet sehingga tanpa suspensi. Kita menggunakan sistem penggerak dinamo," ungkapya.

Sebab, menurutnya, dalam merancang desain mobil harus diperhatikan detailnya untuk mendapatkan kecepatan maksimal. Kegemaran dan minat dalam desain mobil, diakui dua mahasiswa Despro ini, telah ada sejak SMA. Ketika masih belum menjadi seorang mahasiswa, mereka sudah akrab dalam hal merancang desain mobil. "Tidak jauh-jauh, hobi kita juga di bidang otomotif. Kemudian kita gabung dengan kemampuan visual walau sebenarnya kami tidak terlalu paham perihal engineering-nya," ujar Dimas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement