Ahad 25 Sep 2016 18:08 WIB

ITS Kembangkan Simulator Pelabuhan

Rep: Binti Solikhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Dosen Pembimbing Tim Sapu Angin, Witantyo (keempat kiri) menjelaskan spesifikasi mobil konsep hemat bahan bakar dan ramah lingkungan Sapu Angin 8 (SA 8) kepada Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof.Dr.Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA (kelima kiri)
Foto: Antara
Dosen Pembimbing Tim Sapu Angin, Witantyo (keempat kiri) menjelaskan spesifikasi mobil konsep hemat bahan bakar dan ramah lingkungan Sapu Angin 8 (SA 8) kepada Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof.Dr.Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA (kelima kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Jurusan Transportasi Laut (Transla) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya telah dipercaya untuk mengembangkan berbagai inovasi teknologi dalam bidang transportasi kelautan. Pengembangan ini mendapat dukungan melalui kerjasama dengan the Netherlands Organization for International Cooperation in Higher Education (NICHE/NUFFIC), sebuah organisasi pemerintah Belanda untuk kerjasama internasional di bidang pendidikan tinggi.

Ketua Jurusan Transportasi Laut ITS Tri Achmadi mengatakan, selama proyek berjalan jurusan Transla bersama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mampu membuat masterpiece, yakni sebuah simulator pelabuhan yang sangat canggih (Smart Port Simulator). “Dengan teknologi yang kami kembangkan ini, bongkar muat di pelabuhan ini nantinya bisa dioperasikan hanya dengan satu orang,” ujar dia melalui siaran pers.

Menurutnya, hal ini dikarenakan dalam smart port nantinya semuanya dikerjakan secara otomatis dengan menggunakan sistem kerja robotika. Sehingga semua pekerjaan bongkar muat yang begitu luas dan banyak bisa dikontrol hanya dengan satu orang yang mengendalikan sistem tersebut. Hal ini dinilai sangat efektif untuk mempercepat kerja bongkar muat di pelabuhan. Karena itu, ia berharap ke depan teknologi yang dikembangkan ini bisa digunakan di seluruh pelabuhan di Indonesia.

Selain itu, dalam mengerjakan proyek ini, Tri yang juga bertindak sebagai Project Manager sering mengunjungi beberapa perusahaan manufaktur dan logistik di Indonesia untuk mengetahui sejauh mana perkembangannya. “Kemudian banyak sekali diskusi selama empat tahun ini. Diskusinya juga dikemas dalam bentuk yang menarik dengan peragaan dan games,” kata dia.

Jurusan Transla baru berdiri lima tahun yang lalu, dan setahun berikutnya langsung mendapatkan dana hibah dari NUFFIC untuk mengembangkan teknologi guna memperbaiki logistik transportasi laut di Indonesia. Kontrak kerjasama yang telah dijalin selama empat tahun sejak 2012 tersebut berakhir pada 2016 ini. Selama empat tahun bekerjasama, jurusan Transla sudah bisa membuat logistik pala dari Ambon ke Rotterdam, menggelar beberapa workshop internasional untuk mahasiswa undergraduate, dan sejumlah teknologi inovasi di bidang transportasi kelautan.

Project Manager dari ITS, Setyo Nugroho, mengibaratkan jurusan Transla ini sebagai seorang bayi yang baru lahir dan program dari NUFFIC ini sangat membantu perkembangan sang bayi. “Bayi ini membutuhkan banyak suplemen agar dapat segera berlari, bahkan kalau bisa segera melompat,” ujarnya.

Program kerjasama ini mengusung tema Capacity Building in Maritime Transportation and Logistics Education and Research at ITS. Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan penelitian ITS berkaitan dengan logistik, pelabuhan, dan pelayaran.

Hasil yang didapat dari program ini ada sepuluh aspek, yaitu professional network, study programmes, research programmes, library and laboratory, income generating unit, organizational structure, learning organization, leadership and governance, teaching and research capacity, dan vision, strategy, and roadmap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement