Rabu 24 Aug 2016 17:46 WIB

Aspikom Ikuti Asian Communication And Journalism Societies Forum di Korea

  Ketua Umum Aspikom Dr Heri Budianto menyerahkan cenderamata kepada Prof Sung Kyum Cho, president of Korean Society for Journalism an Communication Studies.
Foto: dok
Ketua Umum Aspikom Dr Heri Budianto menyerahkan cenderamata kepada Prof Sung Kyum Cho, president of Korean Society for Journalism an Communication Studies.

REPUBLIKA.CO.ID,  SEOUL -- Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Indonesia menghadiri Asian Communication And Journalism Societies Forum 2016 di Chungnam National University Korea. Forum yang dihadiri pakar komunikasi dan jurnalisme dari sejumlah negara di Asia itu berlangsung pada 22 hingga 23 Agustus 2016.

Delegasi Indonesia dipimpin Ketua Umum Aspikom Heri Budianto. Sedangkan anggota tim yang turut hadir pada forum itu antara lain, Atwar Bajari, Eko Harry, Dorien Kartiwangi, Agustina Zubair, serta Setio Budi.

Tim Aspikom melalui presenter Atwar Bajari dan Dorien Kartiwangi mempresentasikan isu isu riset tentang media massa dan jurnalisme di Indonesia.  "Kegiatan diikuti Korea, Cina, India, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, Srilanka, dan Indonesia," ujar ketua delegasi Heri Budianto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/8).

Dalam kegiatan tersebut, kata Heri Budianto, juga dibicarakan mengenai lanjutan forum tersebut. "India bersedia menjadi tuan rumah pada Januari 2017," ungkap dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta itu.

Menurut Heri Budianto, bagi Aspikom kegiatan ini merupakan langkah awal untuk membuka seluas luasnya bagi kerja sama internasional. "Ini merupakan pengembangan kerja sama international kedua setelah Desember 2015 di Penang Malaysia," tutur pengamat komunikasi politik yang kerap tampil di berbagai stasiun televisi itu.

Pihaknya berharap forum ini bisa memperluas jaringan yang dapat dimanfaatkan bagi semua anggota Aspikom di seluruh Indonesia untuk mengundang akademisi dari luar negeri, khususnya Asia. "Bisa dimanfaatkan untuk bertukar informasi mengenai tren riset dan model kurikulum komunikasi di Asia," ujar dosen komunikasi yang akrab disapa Herbud ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement