Selasa 02 Aug 2016 15:42 WIB

Mahasiswa Ubaya Temukan Mikroorganisme di Kawah Ijen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kawah Ijen di Jawa Timur.
Foto: Dok: Indonesia Travel
Kawah Ijen di Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) Kenny Jerima menemukan adanya kehidupan mikroorganisme berupa bakteri dan jamur di kawah Gunung Ijen. Padahal, selama ini muncul anggapan tidak ada kehidupan di kawah Gunung Ijen yang kondisinya ekstrem.

Kawah Ijen merupakan  danau kawah yang bersifat asam. Kawah ini dikenal sebagai danau air sangat asam terbesar di dunia dengan nilai pH nol, sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Kondisi sangat asam tersebut juga membuat kawah Ijen memiliki kandungan logam sangat tinggi. Hal inilah yang menyebabkan hampir tidak ada makhluk hidup dapat tinggal di habitat Kawah Ijen.

Kenny mengatakan, penelitiannya berawal dari persoalan limbah jerami di Indonesia dia lihat semakin meningkat. Melalui riset ini dia ingin mengubah limbah jerami menjadi energi terbaru yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Tapi karena struktur dalam jerami cukup rumit dan hanya bisa di-treatment dengan PH asam, saya berpikir mengapa tidak menggunakan sumber daya alam di Indonesia dan akhirnya saya memilih Kawah Ijen sebagai bahan untuk penelitian ini,” ujar mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas Teknobiologi tersebut di kampus Ubaya, Selasa (2/8).

Akhirnya, melalui riset ini dia menemukan DNA dari Kawah Ijen dapat digunakan untuk bertahan dari treatment asam jerami sehingga limbah jerami dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Ia berharap penelitiannya dapat dilanjutkan lagi, terutama untuk mengubah limbah jerami menjadi energi terbarukan.  

“Karena sejauh ini baru molase yang dapat digunakan tetapi bersaing sebagai bahan pangan. Mengapa kita tidak mencoba mengubah karbohidrat yang terkandung di dalam limbah jerami menjadi etanol yang berguna,” imbuh mahasiswa angkatan 2011 tersebut.

Dosen pembimbing Kenny, Mangihot Tua Goeltom, menilai penelitian ini sangat menarik. Sebab dia sendiri tidak menyangka pada kondisi yang sangat ekstrem seperti di Kawah Ijen dapat ditemukan kehidupan berupa bakteri yang dapat digunakan mengekstraksi limbah jerami.

 “Harapan saya, penelitian ini dapat juga digunakan menemukan kehidupan di tempat-tempat ekstrem lainnya dan dieksplorasi kemampuan apa saja yang dapat berguna bagi masyarakat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement