Rabu 20 Jul 2016 12:55 WIB

Mahasiswa ITS Raih Medali Emas dari Pameran Sains di Macau

Tunjung Rahmawati, mahasiswi semester empat jurusan Kimia Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Foto: ITS
Tunjung Rahmawati, mahasiswi semester empat jurusan Kimia Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Prestasi menggembirakan datang dari Macau International Innovation and Invention Expo 2016. Tunjung Rahmawati, mahasiswi semester empat jurusan Kimia Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berhasil membawa pulang medali emas atas buah karya inovasi buatannya. Acara yang berlangsung selama tiga hari mulai 8 Juli 2016 di Macau tersebut menambah deretan panjang prestasi sivitas akademika ITS di kancah internasional.

Karya yang dibawakan oleh Tunjung Rahmawati diberi judul Fabrication of Chitosan-based Membrane for Salt Removal. Dalam karya tulis tersebut, mahasiswi yang biasa dipanggil Tunjung itu menggunakan limbah kulit udang yang diubah menjadi membran kitosan.

Membran tersebut kemudian digunakan untuk mengurangi kadar garam dalam air. Setelah melakukan uji salinitas, membran tersebut terbukti efektif mengurangi kadar garam hingga 75 persen. Dikatakan Tunjung, untuk merampungkan karya tersebut, ia melakukan penelitian sekitar tiga bulan.

Menurut dia, para juri sangat tertarik dengan inovasi yang unik dan memiliki nilai implementasi tinggi. "Hal itulah yang membuat saya berhasil mendapatkan medali ini,” ujar perempuan kelahiran Klaten, 28 Juli 1995 ini sembari menunjukkan medali emasnya.

Bukanlah hal mudah bagi Tunjung untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sebab selain meneliti seorang diri, ia bahkan harus mencari pembimbing yang paham akan pembuatan membran. ““Penelitian ini saya mulai dari April hingga akhirnya selesai Juni lalu. Saya dibimbing oleh Drs Lukma Atmaja MSi PhD dari Jurusan Kimia ITS,” tutur mahasiswi semester empat tersebut.

Tunjung mengungkapkan bahwa penelitiannya tersebut masih belum sempurna. Awalnya, Tunjung berniat melakukan penelitian karakterisasi material untuk mengamati struktur morfologi membran buatannya. Namun, karena waktu yang mendesak, ia pun mengurungkan niatnya tersebut. Meski demikian, karya penelitian tersebut ia rampungkan tepat waktu dengan sangat baik.

Selama kegiatan Expo, Tunjung bersaing dengan puluhan peneliti yang berasal dari berbagai belahan dunia. Terdapat berbagai peneliti yang berasal dari Indonesia, Cina, Hongkong, Taiwan, Belanda, Polandia dan beberapa negara lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement