Selasa 19 Jul 2016 20:32 WIB

Kapal Tenaga Surya ITS Siap Berlaga di Jepang

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Kapal tenaga surya besutan tim ITS.
Foto: ITS
Kapal tenaga surya besutan tim ITS.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mempersiapkan dua kapal tenaga surya untuk berlaga ke Jepang. Keduanya yakni kapal Batharakala dan Triton. Kapal dibuat oleh Tim Batharasurya Solar Boat ITS yang akan berlaga di Yanagawa Solar Boat Festival 2016, Fukuoka, Jepang pada 6-7 Agustus 2016.

Tim Batharasurya bersama dua kapalnya tersebut secara resmi diluncurkan oleh Rektor ITS, Joni Hermana di gedung Rektorat ITS, Selasa (19/7).

Yanagawa Solar Boat Festival merupakan kompetisi kapal tenaga surya tahunan yang digelar oleh Pemerintah Prefektur Fukuoka Jepang. Tim Batharasurya akan bersaing dengan puluhan peserta dari negara-negara di Asia.

"Tahun lalu kita berada di peringkat tujuh, dan tahun ini merupakan kali kedua keikutsertaan tim Batharasurya ITS," kata Joni Hermana.

Ketua Tim Batharasurya, Dwiko Hadianto mengatakan, tahun ini tim Batharasurya mengirimkan dua kapal dengan keunggulan berbeda. Ia mengaku timnya telah menyiapkan strategi menghadapi kompetisi. Terdapat beberapa inovasi pada kapal Batharakala tahun ini. "Kami mendesain bobot kapal yang lebih ringan," ujarnya.

Andhika Estiyono, dosen pembimbing Tim Batharasurya, menjelaskan, tahun lalu, berat kapal mencapai 68 kilogram dan dikurangi menjadi 20 kilogram pada tahun ini. Pengurangan berat ini ditargetkan dapat mempercepat laju kapal.

Dosen dari Jurusan Desain Produk Industri ini memaparkan kedua kapal yang akan berlaga memiliki desain yang jauh berbeda. Batharakala menggunakan desain step hull yang membuatnya mampu mengurangi hambatan air saat kapal dalam kondisi planning, yakni keadaan ketika lambung depan kapal mengangkat. "Namun hal ini dapat dicapai apabila kapal sudah memiliki kecepatan tertentu," ungkapnya.

Dari target kecepatan 20 kilometer per jam, kapal Batharakala masih mampu menempuh kecepatan 13 kilometer per jam saat ujicoba terakhir. Bahan dasar kedua kapal yakni fiber glass, fiber carbon, dan polyuretan foam. "Kami juga sedang merencanakan agar kapal mudah dipotong dan dirakit," imbuh Andhika.

Berbeda dari Batharakala, Triton didesain menggunakan V planning hull, sehingga kapal ini memiliki kemampuan manuver dan stabilitas yang baik. Selain itu, Triton juga dilengkapi dengan desain bangunan atas yang aerodinamis, sehingga mampu mengurangi hambatan udara yang diterima oleh pengemudi.

"Berbagai perbedaan ini bertujuan agar tim Batharasurya dapat meraih juara di dua kategori lomba, endurance dan slalom," ungkap Dwiko yang menjadi driver kapal.

Iko mengaku tim Batharasurya optimistis menghadapi kompetisi internasional ini. Ia berharap berbagai persiapan teknis yang telah dilakukan mampu membawa tim Batharasurya menempati posisi teratas. Setelah meraih peringkat ke tujuh tahun lalu, Batharasurya kali ini menargetkan bertengger di tiga teratas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement