Jumat 13 May 2016 20:18 WIB

ITS Terima Calon Mahasiswa Hafal Alquran

Kampus ITS
Kampus ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  --  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menerima seorang calon mahasiswa baru lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang mempertimbangkan hafalan Alquran.

Wakil Rektor I ITS, Heru Setyawan mengakui seorang calon mahasiswa baru hafal Alquran yang masuk melalui SNMPTN dengan pertimbangan prestasi hafal Alquran itu berasal dari Jakarta dan diterima pada Jurusan Teknik Fisika.

"Calon mahasiswa hafal Alquran yang sudah masuk dalam SNMPTN itu pun nanti akan kami verifikasi lagi pada tanggal 31 Mei mendatang. Jika tidak benar-benar hafiz seperti dalam portofolio, maka bisa digugurkan," katanya di Surabaya, Jumat (13/5).

Namun, prestasi non-akademik pada hafalan Alquran itu hanya menjadi salah satu pertimbangan masuk ke ITS, karena nilai rapor dan Ujian Nasional (UN) yang sama bagusnya juga menjadi perhatian.

"Kalau hanya melihat prestasi non-akademik, ditakutkan nantinya akan kesulitan mengikuti pembelajaran di perguruan tinggi. Tetap sesuai dengan kemampuan akademiknya," ujarnya.

Berbeda dengan Universitas Airlangga (Unair) yang tidak menerima mahasiswa baru lewat jalur hafalan Alquran sebagai prestasi non-akademik. Meski beberapa hari yang lalu beredar pengumuman pembukaan pendaftaran mahasiwa baru melalui hafalan Alquran tanpa tes lewat website nes.unair.ac.id.

"Unair hanya menerima mahasiswa baru lewat tiga jalur, yakni SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri. Tidak ada jalur di luar tiga jalur tersebut, apalagi melalui hafalan Alquran," tutur Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo.

Meski demikian, pihaknya mengakui jika sebelumnya telah ada surat edaran dari Kementerian Agama (Kemenag) yang menyatakan prestasi non-akademik berupa hafalan Alquran oleh siswa bisa jadi pertimbangan masuk ke perguruan tinggi.

"Memang ada surat edaran dari Kemenag mengenai pertimbangan masuk perguruan tinggi bagi penghafal Alquran, namun bukan berarti prestasi hafalan Alquran dijadikan jalur masuk ke perguruan tinggi," paparnya.

Menurut dia, untuk SNMPTN di Unair masih belum ada yang diterima dengan adanya prestasi non-akademik dengan hafalan Alquran.

"Di Unair sendiri, persoalan ini sempat menjadi perdebatan panjang. Sebagai kampus yang menampung dari semua segi agama, jika jalur itu terjadi dimungkinkan akan muncul banyak protes," terangnya.

Dia mengungkapkan jika ada kemudahan bagi penghafal Alquran, maka bagaimana dengan yang hafal dari Alkitab dan lainnya. Hal ini pun sudah didiskusikan untuk tidak menerima jalur hafalan Alquran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement