Jumat 26 Feb 2016 17:36 WIB

Mahasiswa Ini Ciptakan Penyaring Udara Kotor

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumalah warga Jakarta melakukan berbagai kegiatan berolahraga saat digelarnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Pelaksanaan HBKB dinilai mampu mengurangi polusi dan pencemaran udara di ibukota.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumalah warga Jakarta melakukan berbagai kegiatan berolahraga saat digelarnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Pelaksanaan HBKB dinilai mampu mengurangi polusi dan pencemaran udara di ibukota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tergerak untuk memberikan solusi atas permasalahan kabut asap yang terjadi hampir setiap tahun karena kebakaran hutan di wilayah Kalimantan dan Sumatra, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya membuat sebuah alat cerdas (smart device) yang berfungsi untuk menyaring udara kotor. Alat ini dinamakan Automatic Sedot Asap Polusi (ASAP).

Lima mahasiswa keminatan Sistem Komputer angkatan 2014 pencipta ASAP adalah Bagus Prasetyo, Hedy Pamungkas, Rafi Fajar Hidayat, Fungky Pandu Fantara dan Yandra Charlos.

Bagus mengatakan ASAP smart device ini otomatis menyedot udara kotor atau polusi yang terdeteksi di udara. ASAP memiliki tiga buah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi asap, karbon monoksida dan suhu udara. Setelah mendeteksi adanya polusi dalam udara, maka alat akan aktif menyedot udara kemudian menyaringnya dalam empat tahapan penyaringan.

“Pertama penyaringan dilakukan dengan busa yang kerapatannya cukup renggang, dilanjutkan dengan Pre-Filter, lalu ada PreCarbon-Filter dan yang terakhir disaring dengan carbon yang tingkat kerapatannya tinggi serta memiliki fungsi menghilangkan bau,” ujar Bagus, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (26/2).

Tidak hanya itu, ASAP dirancang dengan konsep ramah lingkungan memanfaatkan panel tenaga surya sebagai sumber tenaga penggerak. Lebih jauh lagi ASAP memiliki kemampuan untuk menganalisa kualitas udara yang telah disaring dan kemudian mengirimkan data hasil analisa tersebut ke internet untuk dapat diakses oleh masyarakat.

Dengan demikian melalui internet, tambah Bagus, pengguna akan dapat mengetahui kadar polusi pada saat sebelum dan sesudah dilakukan penyaringan udara. Bagus dan timnya telah membuat software untuk mengakses hasil data analisa udara tersebut untuk berbagai platform, antara lain dalam bentuk website,  aplikasi mobile android dengan nama A.S.A.P apps, dan juga Twitter for A.S.A.P.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement