Jumat 12 Feb 2016 21:17 WIB

Dubes UE Paparkan Smart City di ITB

Rep: C26/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kampus ITB
Kampus ITB

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Duta Besar dari negara-negara Eropa berkunjung ke Kota Bandung, Jumat (12/2). Dalam kunjungannya para Dubes juga menjadi pembicara dalam sebuah seminar tentang Smart City di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam kesempatan tersebut hadir lima perwakilan kedutaan yang terdiri dari Dubes Belgia, Slovakia, Swedia, Austria, dan Hungaria. Mereka memaparkan konsep Smart City yang diterapkan di negara masing-masing.

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guerend membuka sebuah seminar mengenai Smart City dihadapan para peserta. Menurut Guerend, Smart City merupakan konsep perpaduan teknologi dengan industri di sebuah negara.

 

"Smart City adalah sebuah kota yang mengandung teknologi di dalamnya demi menggapai industri yang modern," kata Guerend.

Ia menyebutkan kota pintar tidak serta merta dicapai begitu saja. Proses ini merupakan sebuah perkembangan suatu daerah yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan untuk mencapai Smart City, sebuah daerah harus saling melibatkan semua elemen. Baik masyarakat, komunitas, perusahaan swasta hingga pemerintah. Dengan begitu dapat tercapai kehidupan perkotaan yang berkembang.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengapresiasi pengenalan konsep Smart City yang berkembang. Di mana Indonesia juga tengah menciptakan kota-kota berbasis Smart City.

Kadarsah menyinggung konsep Smart City yang membutuhkan kolaborasi pemerintah dan masyarakat. Termasuk juga peran serta akademisi di dalamnya. Oleh karenanya juga berharap dengan kehadiran para delegasi Uni Eropa dapat meningkatkan kerja sama dengan ITB.

"Saya berharap kerjasama ITB dengan negara-negara Uni Eropa dapat terjalin dengan baik khususnya dalam mewujudkan Smart City," ujarnya.

Dalam pemaparannya, Dubes Belgia untuk Indonesia, Patrick Herman menyampaikan Smart City bukan hanya tentang pembangunan kota dengan sistem teknologi dan elektronik. Konsep terpenting adalah bagaimana membuat kehidupan manusia jauh lebih baik.

"Ini bukan cuma soal elektronik. Tentang membuat hidup manusia jadi lebih baik. Karena pembangunan adalah untuk manusia," kata Patrick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement