Jumat 05 Feb 2016 07:56 WIB

UIN Bandung Kerja Sama dengan Kementerian PDT Bangun Pedesaan

Rep: C26/ Red: Julkifli Marbun
illustration
Foto: Istimewa
illustration

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pemberdayaan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam rangka mengembangkan pedesaan di Indonesia. Kerja sama ini ditujukan untuk membangun desa tertinggal agar lebih maju.

Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Mahmud mengatakan kerja sama ini sudah berjalan sejak dulu dan terus berjalan. Keselarasan visi misi kampusnya dengan kementerian membuat kedua pihak terus berkomitmen untuk bekerja sama dalam memajukan masyarakat di desa tertinggal.

"Visi misi UIN Sunan Gunung Djati sama persis dengan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi yang sedang berusaha bagaimana membangun Indonesia dari masyarakat desa," kata Mahmud di Aula Serba Guna UIN Sunan Gunung Djati, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/2).

Ia menyebutkan kerja sama ini dalam rangka membentuk perkembangan di pedesaan. Bentuk kegiatannya seperti memberikan pembinaan di desa binaan, melakukan percepatan kemajuan, serta penelitian sebagai bentuk referensi pembangunan daerah.

Dalam program kerja sama ini, Kementerian PDT memberikan teman dan konsep pembangunan desa. Sementara UIN Bandung menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan mahasiswa untuk ikut terjun langsung. Selain sebagai pemenuhan kurikulum pendidikan, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya lewat pengabdian secara langsung.

Menurutnya mahasiswa UIN Bandung banyak berasal dari pedesaan. Karenanya sangat cocok mengemban tugas untuk memberdayakan desa menjadi lebih maju sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut. Apalagi mahasiswa merupakan generasi masa depan yang memangku nasib Indonesia masa depan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengatakan program kerja sama ini memang penting untuk menjalankan tugas kementeriannya. Anwar menyatakan di Indonesia, 70 persen wilayahnya termasuk dalam kategori pedesaan. Dari jumlah itu 52 persen tinggal di perkotaan. Hal ini memicu ketimpangan pembangunan antara kota dan desa.

"Urbanisasi sangat tinggi sehingga warga desat beralih ke kota. Karena itu kita harus mengembangkan desa untuk membangun Indonesia," kata Anwar.

Menurutnya selama ini pembangunan desa oleh pemerintah memang belum maksimal. Perlu ada pendekatan alternatif untuk menyukseskan progran tersebut. Salah satunya dengan menerjunkan pemuda-pemuda untuk mengabdi memberikan pemahaman dan kontribusi kepada masyarakat di pedesaan.   

Ia menyebutkan Indonesia memiliki 75 ribu desa dari Sabang sampai Merauke. Namun sebanyak 13.400 kelompok desa masih tergolong sangat tertinggal.

Tugas berat ini, ujar dia, tentunya tidak bisa sendirian diselesaikan Kementerian PDT. Perlu ada sinergitas dari elemen lainnya yang ikut membantu menyukseskan pembangungan pedesaan. Salah satunya adalah universitas.

"Universitas adalah gudangnya ilmu dengan gagasan-gagasan brilian yang bisa berkontribusi memajukan desa-desa pedalaman," ujarnya.

Selain itu, ungkap dia, universitas memiliki SDM yang luar biasa. Calon-calon generasi bangsa yang merupakan sumber untuk mencapai indeks pembangunan nasional masa depan. Ia berharap UIN Bandung bisa menjadi mitra Kementerian PDT dalam pembangunan daerah yang ada di Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement