Selasa 26 Jan 2016 05:17 WIB

Perwakilan Kampus dari 18 Negara Ikuti Kemah Budaya ITS

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
ITS
ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Perwakilan kampus dari 18 negara mengikuti ajang kemah budaya yang diselenggarakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mulai Senin (25/1). Penyelenggaraan “Community and Technological (CommTECH) Camp Insight 2016” tersebut merupakan upaya ITS membangun reputasi internasional. 

Tahun ini, CommTECH Camp Insight Acara mengangkat tema Solving Local Problems with Global Knowledge. Kegiatan dibuka Rektor ITS Prof Joni Hermana di kampus ITS. Sebanyak 38 peserta dari 18 negara mengikuti kegiatan ini.

Mereka berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Taiwan, China, Laos, Kamboja, Pakistan, Maroko, Bulgaria, Thailand, Irak, Malaysia, Bangladesh, Filipina, Vietnam, Kamerun, dan Spanyol. Mereka merupakan dosen, staf maupun mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di negara-negara tersebut.

Ketua Panitia CommTECH Camp Insight 2016, Galura Wirautama menjelaskan, rangkaian kegitan dilangsungkan sejak Senin (25/1) hingga Ahad (31/1). Peserta, menurut Galura, akan mengikuti berbagai mata acara dengan muatan utama merkenalkan budaya dan berbagai keanekaragaman Indonesia.

Menurut Galura, pada hari pertama, para peserta diajak tur keliling kota Surabaya. Beberapa destinasi yang dituju, menurut dia, adalah bangunan-bangunan bersejarah, seperti Gedung Siola, Monumen Tugu Pahlawan, House of Sampoerna, dan Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya.

“Malam harinya, ada sosialisasi antar peserta supaya lebih mengenal antara satu dengan yang lainnya,” tutur Galura.

Galuh menjelaskan, inti acara CommTECH adalah yaitu kursus singkat. Peserta, kata dia, akan mengikuti tiga kursus singkat yang akan langsung diajar oleh dosen-dosen ITS.

“Ada tiga course, yaitu tentang sanitasi berbasis masyarakat di daerah-daerah pedesaan maupun kota , perkembangan sustainable di negara berkembang, munculnya penggunaan IT di Surabaya, dan masih banyak lagi materinya,” terang Galuh.

Guna mendalami kursus mereka, menurut Galura, peserta akan mengunjungi beberapa desa unik di Surabaya, seperti kampung tempe, kampung kue, kampung recycle, dan kampung kerupuk. Selain itu, ia melanjutkan, peserta juga mengunjungi beberapa kampung berpredikat “green and clean” di Surabaya, seperti kampung Jambangan dan kampung Genteng.

“Peserta juga akan diajak mengunjungi pusat-pusat pemerintahan di Surabaya untuk mempelajari mekanisasi sistem informasi di Surabaya, seperti e-government, e-KTP, dan lain sebagainya,” terang mahasiswa jurusan Teknik Sistem Kelautan 2014 tersebut.

CommTECH yang tahun ini menginjak keenam kali, menurut Galura, menjadi ajang pengenalan budaya Indonesia kepada peserta. Menurut dia, beberapa program seperti belajar alat musik angklung, gamelan, tari Saman, dan kegiatan membatik menjadi salah satu acara favorit di perhelatan CommTECH setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement