Sabtu 28 Nov 2015 17:30 WIB

Trik Presentasi Hasil Penelitian Agar tak Membosankan

Rep: c09/ Red: Dwi Murdaningsih
Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy, memaparkan sejumlah temuan Spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi Enggano 2015 di Kantor Pusat LIPI, Jakarta, Kamis (5/11).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy, memaparkan sejumlah temuan Spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi Enggano 2015 di Kantor Pusat LIPI, Jakarta, Kamis (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BERN - Acara kontes 'Dance your Ph.D' yang diselenggarakan setiap tahun oleh sebuah majalah Science di Swiss memiliki cara unik menggambarkan hasil penelitian mahasiswa. Kontes yang telah berlangsung selama delapan tahun ini mengharuskan mahasiswa menjelaskan penemuan mereka melalui beragam jenis tarian, di antaranya hip-hop, balet, dan tarian lainnya.

Tahun ini, kontes 'Dance your Ph.D' dimenangkan Florence Metz, seorang mahasiswa Swiss University of Bern. Metz mengalahkan 31 kontestan lainnya dengan tarian salsa bertemakan rutinitas kebijakan perlindungan dan konservasi air, sesuai dengan thesis doktornya.

"Tujuan utama saya mengikuti kontes ini adalah untuk membuat orang lain tertawa," ujar Metz, seperti dilansir Daiy Mail.

Namun, ia mengakui tarian sangat membantu orang lain memahami suatu penelitian. Tarian bisa menjadi jembatan penting antara akademisi dan non-akademisi.

Metz memenangkan hadiah sebesar 1.000 dolar AS dan paket perjalanan ke Stanford University di Palo Alto California. Di sana ia akan mendiskusikan penelitian mengenai konservasi air miliknya lebih lanjut. Selain hadiah utama, ada hadiah lain sebesar 500 dolar AS untuk empat kategori khusus, yaitu biologi, kimia, fisika, dan ilmu sosial. Pemenang dinilai dari aspek ilmiah, artistik, dan kreatifitas dalam mengombinasikan ilmu dan seni.

Pemenang kategori biologi adalah Pearl Lee dari Universitas Sydney Australia yang menampilkan tarian balet sambil menjelaskan penelitiannya mengenai tropoelastion, protein prekursor yang membangun jaringan ikat. Sementara itu, pemenang kategori fisika adalah Merritt Moor dari Universitas Oxford dan pemenang kategori kimia adalah Jyaysi Desi dari Universitas Maximilian di Munch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement