Ahad 08 Nov 2015 13:18 WIB

Gerakan Pahlawan Sampah, Cara Mahasiswa Yogyakarta Edukasi Warga

Rep: c 97/ Red: Indah Wulandari
Memungut sampah
Foto: anatarafoto
Memungut sampah

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Puluhan mahasiswa penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) memperingati hari Pahlawan dengan membersihkan bantaran Kali Code lewat Gerakan Pahlawan Sampah (GPS).

Usai senam mereka turun ke sungai, lalu mengambil sampah plastik dan batang pohon yang hanyut di sungai. Masing-masing peserta GPS membawa polybag untuk menampung dan mengangkut sampah.  Seketika bantaran sungai di bawah Jembatan Sarjito terlihat lebih bersih dari pada sebelumnya.

Ketua Pelaksana GPS Desi Rahayu (21 tahun) menuturkan acara bersih-bersih sungai itu sengaja dilaksanakan untuk memperingati hari pahlawan yang pada 10 November mendatang. “Maka itu namanya Gerakan Pahlawan Sampah,” katanya, Ahad (8/11).

Ternyata kegiatan GPS tidak hanya sekedar bersih-bersih sungai. Acara dilanjutkan dengan pelatihan pengolahan limbah sampah. Di sini masyarakat diajari untuk membuat kerajinan dari bahan baku limbah plastik, perca, dan sebagainya. Kemudian dikreasikan menjadi bros, rangkaian bunga, tas, dan dompet.

“Pada dasarnya kami ingin memberitahu masyarakat bahwa sampah bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna,” tutur mahasiswa Fakultas Pertanian UGM itu.

Tujuan dari GPS sendiri, ujar Desi, mengurangi keberadaan sampah dan memaksimalkan pengelolaanya agar lingkungan tetap bersih.

Desi juga berharap, kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 70 mahasiswa dari 19 fakultas di UGM itu bisa memberikan dampak baik untuk kebersihan lingkungan. Kali Code sendiri sengaja dipilih menjadi tempat pelaksanaan GPS,keberadaannya sebagai aliran sungai utama yang membelah Kota Yogyakarta, selain sungai Gajah Wong dan Winongo.

Kegiatan GPS akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan kegiatan KSE lain, seperti program mengajar. Menurut Desi, GPS dilaksanakan secara serentak di berbagai provinsi.

Sebab  kegiatan tersebut merupakan program nasional KSE yang diselenggarakan oleh seluruh penerima beasiswa di lebih dari 20 kampus negeri se-Indonesia.

“Selain melibatkan masyarakat, kami juga melibatkan beberapa komunitas dalam acara ini,” ujar gadis asal Bantul itu. Antara lain, Komunitas Untuk yogyakarta (KUY) dan Green Technology. Ia berharap dengan banyaknya pihak yang dilibatkan, manfaat GSP dapat menyebar ke masyarakat luas.

Peserta GSP sekaligus Ketua KUJ, Wulan Fatimah Rahmah (21) menyampaikan, kegiatan GSP memiliki manfaat edukasi terhadap masyarakat, terutama pada anak-anak. Mereka diajarkan untuk hidup sehat dengan mengelola sampah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement