Rabu 07 Oct 2015 17:35 WIB

Mahasiswa UGM Tawarkan Solusi Atasi Kebakaran Lahan Gambut

Rep: c97/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas memadamkam api kawasan hutan dan lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau.
Foto: Antara
Petugas memadamkam api kawasan hutan dan lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Kebakaran lahan gambut yang terjadi di sebagian daerah Sumatera dan Kalimantan sampai saat ini belum sepenuhnya berhasil diatasi. Banyak sumber api yang tidak bisa dipadamkan. Padahal berbagai upaya sudah dilakukan, seperti menyiramkan air dari udara lewat helikopter maupun dengan teknologi hujan buatan. Hal ini menyebabkan kepulan kabut asap yang begitu tebal di udara. Dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Melihat kondisi ini, empat mahasiswa UGM menawarkan solusi untuk mengatasi dan mencegah kebakaran hutan gambut. Keempat orang ini, yaitu Dirga Permata Jumas, Dian Arief Risdiyanto, Aeina Desy Rachmawati dan Lita Yunitasari. Dibawah bimbingan dosen Kimia FMIPA UGM Dr. Nurul Hidayar Aprilita. Gagasan yang ditawarkan berupa teknologi integrated water ground fire wetland system (I-wows).

Teknologi ini memanfaatkan keberadaan sungai yang ada di sekitar lahan gambut . Air sungai diangkat lewat pompa yang  menggunakan energi dari panel surya. Selanjutnya,dialirkan ke tangki nanopartikel. “Tangki nano partikel ini mengandung zeolit yang dinilai ampuh dalam memadamkan api lebih cepat,” kata Dirga, Rabu (7/10).

Kebakaran lahan gambut sendiri merupakan tipe kebakaran bawah (ground fire). Apabila terjadi kebakaran, sumber api berbentuk kantung asap berada di bawah lapisan permukaan gambut. Guna mengetahui terjadinya kebakaran di lapisan bawah, maka para mahasiswa ini menggunakan sensor temperatur dan kelembaban. Jika sensor ini mendeteksi panas pada lapisan ground fire, maka dengan otomatis alat pemadam akan bekerja untuk mematikan api.

Dirga menuturkan, tangki nanopartikel dipasang di dua lokasi. Antara lain di pinggir sungai dan di permukaan gambut. Adapun tangki nanopartikel yang ada di permukaan gambut terintegrasi dengan sumur bor. Sementara pompa air yang mengandung nanopartikel zeolite dipasang di bibir sungai lalu dialirkan lewat pipa di dalam ground fire.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement