Selasa 22 Sep 2015 20:47 WIB

BSI Siap Pertukaran Dosen-Mahasiswa dengan Kampus Australia

BSI bersama Aptisi melakukan kunjungan kerja ke Australia awal September 2015. Pada kesempatan tersebut BSI menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan dua perguruan tinggi Australia.
Foto: Dok BSI
BSI bersama Aptisi melakukan kunjungan kerja ke Australia awal September 2015. Pada kesempatan tersebut BSI menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan dua perguruan tinggi Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Bina Sarana Informatika (BSI)  menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan dua perguruan tinggi Australia. Kedua perguruan tinggi tersebut adalah Edith Cowan University di Joondalup Drive, dan dengan ACPET  di Perth.

Kedua MoU tersebut ditandatangani pada 9 September 2015, dalam rangkaian kunjungan kerja BSI dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi)  ke Australia,  6-10 September 2015.

Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro menjelaskan, tujuan MoU dengan  ACPET adalah untuk mendorong, meningkatkan dan memasilitasi kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi di Australia dengan BSI dalam pengembangan, pertukaran informasi dan perspektif mengenai sistem pendidikan dan pelatihan di kedua negara.

“Pertukaran pelajar, staf dan manajemen untuk meningkatkan pengembangan diri dan membuka peluang bisnis bagi kedua negara untuk mendukung perkembangan ekonomi,” papar Naba dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (22/9).

Sedangkan lingkup kerja sama dengan Edith Cowan University, kata Naba,  adalah artikulasi mahasiswa, penelitian bersama, pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, pertukaran akademik dan budaya, pengembangan kurikulum, serta seminar dan simposium bersama.

Naba menjelaskan, penandatanganan dua MoU  ini merupakan langkah strategis yang BSI lakukan, sebagai salah satu cara pengembangan keahlian para dosen maupun mahasiswanya guna menghadapi gelombang persaingan global yang saat ini dirasakan oleh Indonesia.

“Selain itu membuka peluang bagi para dosen kami melanjutkan program doktoral (S3), serta memiliki kesempatan dapat bekerja sama melakukan penelitian bertaraf internasional. Sehingga keilmuan yang dimiliki dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan saat ini,” ujar Naba Aji Notoseputro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement