Rabu 02 Sep 2015 11:36 WIB

STIE Tazkia Dukung Ekonomi Syariah di NTB

International Conference on Islamic Economics & Finance 2015 di Mataram, akhir Agustus lalu.
Foto: STEI Tazkia
International Conference on Islamic Economics & Finance 2015 di Mataram, akhir Agustus lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak pintu untuk menggapai rizki. Salah satunya yakni berdagang. Hal tersebut diungkapkan Gubernur NTB (Nusa Tenggara Barat), Muhammad Zainul Majdi atau lebih akrab dipanggil sebagai Tuan Guru Bajang saat meresmikan International Conference on Islamic Economics & Finance 2015 di Mataram, baru-baru ini.

Konferensi dua hari ini diselenggarakan oleh Universitas Airlangga dan Universitas Mataram di dukung oleh STEI Tazkia, Universiti Sains Malaysia, University of Glasgow, La Trobe University, Universitas International Semen Indonesia, International Islamic University Malaysia, dan UIN Malang. STEI Tazkia kali ini mengirim 9 delegasi untuk membentangkan riset mengenai fiqh, keuangan dan akuntansi syariah.

Tuan Guru Bajang mengutip sebuah perkataan ulama terkenal yang menganjurkan kaum Muslim untuk memperbanyak aktifitas perdagangan. yaitu “Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”

Sayangnya, kata dia, banyak orang masih berebut pada satu pintu rezeki saja dibandingkan pintu rizki yang lain seperti berdagang. Konferensi internasional keuangan syariah ini diharapkan menjadi penyemangat perkembangan keuangan syariah di Mataram yang masih saja dianggap baru. “Yang terjadi adalah saudara - saudara Muslim kita banyak berebut di satu pintu rezeki saja dibanding 9 pintu rezeki dari berdagang yang tersedia. Satu pintu rezeki yang direbut termasuk politik,” ujarnya.

Ahli ekonomi syariah yang juga Ketua STEI Tazkia Muhammad Syafii Antonio  memberikan masukan kepada Gubernur mengenai strategi dan regulasi mengenai pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Nusa Tenggara Barat. Masukan-masukan implementif ini termasuk pemberian beasiswa untuk studi ekonomi syariah bagi siswa teladan asal Lombok serta peluasan daerah bagi pemberdayaan ekonomi syariah bagi masyarakat dhuafa di Lombok yang tiga tahun terakhir ini sudah dibina hampir 1000 keluarga.

Harry Azhar Azis selaku Ketua BPK Republik Indonesia memberikan keynote speech mengatakan ekonomi syariah adalah sebuah sistem yang berhasil membendung krisis ekonomi yang disebabkan oleh sistem kapitalis. Sistem ekonomi syariah inipun diharapkan dapat memberikan kesempatan ekonomi yang rata kepada semua lapisan masyarakat yang selama ini didominasi oleh segilintar kelompok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement