Jumat 28 Aug 2015 14:54 WIB

Mahasiswa UB Buat Pupuk Berteknologi Nano

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani di Maribaya, Lembang, Jawa Barat menabur pupuk organik di lahan pertanian
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petani di Maribaya, Lembang, Jawa Barat menabur pupuk organik di lahan pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pupuk nano organik karya mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB), Agung Wicaksono, mampu meningkatkan berat buah hingga mencapai 100 persen jika dibandingkan dengan pemakaian pupuk pada umumnya. Pupuk bernama "Nanotech Kathasi" ini terbuat dari limbah pertanian tanaman legum yang kaya nutrisi karena mengandung nitrogen.

"Tanaman legum merupakan sekelompok tanaman yang tergolong mempunyai unsur hara tinggi, antara lain kacang-kacangan, turi, dan kedelai. Sedangkan Limbah pertanian yang kami gunakan contohnya adalah kulit kacang, seresah turi, dan bintik kedelai yang mengandung nitrogen tinggi," kata Agung, Jumat, (28/8).

Agung mengaku dengan ukuran pupuk yang dipartikelkan sebesar nano (satu per semilyar meter) bisa lebih efektif masuk ke dalam stomata daun yang berukuran mikro (satu per sejuta meter). Karena ukuran partikel pupuk lebih kecil dibandingkan stomata, maka unsur hara bisa masuk dengan mudah. Dia sudah menerapkan untuk tanaman ubi jalar. Hasilnya, berat ubi jalar menjadi 8-12 kilogram jika dibanding pemakaian dengan menggunakan pupuk anorganik biasa yang hanya mencapai empat kilogram.

Pupuk Nanotech Katashi buatan Agung Wicaksono mengantarkannya meraih medali emas pada kompetisi 2nd Korea Creative Invention Contest (CIC) 2015 di Korea Selatan. Saat ini, Agung dengan didukung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melakukan penelitian lanjutan terkait Nanotech Kathasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement