Senin 10 Aug 2015 17:40 WIB

KNIT Konsolidasi Jelang MEA

Konferensi nasional ilmu pengetahuan dan teknologi di kampus STMIK Nusa Mandiri.
Foto: STMIK Nusa Mandiri
Konferensi nasional ilmu pengetahuan dan teknologi di kampus STMIK Nusa Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- STMIK Nusa Mandiri Jakarta melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)STMIK Nusa Mandiri menyelenggarakan Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015. Bertempat di Auditorium Kampus BSI Kaliabang, Bekasi Utara, konferensi nasional ini mengusung tema “Strategi dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Menghadapi Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA) 2015”.

Konferensi ini diikuti dengan lebih dari 30 orang pemakalah dari berbagai perguruan tinggi. Konferensi ini juga dihadiri kurang lebih 250 Orang peserta non pemakalah yang juga berasal dari perguruan tinggi. KNIT terbagi dalam kategori bidang ilmu Komputer dan Sains, Ekonomi dan Manajemen, Komunikasi, Ilmu Kesehatan, Hukum, Bahasa dan Pariwisata.

“Konferensi ini sebagai kebanggaan bagi STMIK Nusa Mandiri karena tidak hanya pada penjelasan ilmu tetap, tetapi lebih kepada sumbangsih kepada Indonesia. Selain itu, diharapkan para peserta dapat memperoleh ilmu dari para narasumber yang pakar dibidangnya, sehingga siap dalam mengahadapi MEA 2015”, ujar Ilza Mayuni, Koordinator Kopertis III Jakarta, saat membuka acara, Sabtu (7/8).

Konferensi ini menjadi sarana bagi para akademisi maupun profesional dalam menyampaikan dan mempublikasikan ilmu baru yang diperoleh selama penelitian dilakukan. STMIK Nusa Mandiri setiap tahunnya berkomitmen akan selalu menyelenggarakan konferensi/seminar bertaraf nasional maupun internasional, guna mendukung upaya pemerintah untuk memajukan jumlah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para dosen di Indonesia, dalam upaya menyikapi MEA 2015.

Pembicara dalam diskusi panel pada konferensi kali ini antara lain Ketua Dewan Pembina Assosiasi Pendidikan Tinggi Informatika & Komputer se Indonesia (APTIKOM) Eko Indrajit, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Zainal A. Hasibuan, dan Didik Sulistyo, Guru Besar Bioteknologi Pertanian universitas Jember.

Eko Indrajit menyampaikan mengenai konteks pengembangan ilmu terkait dengan sertifikasi dosen dan penerapannya dalam mempersiapkan ASEAN untuk menghadapi MEA yang akan dilaksanakan. Sedangkan Zainal A. Hasibuan, menyampaikan pengembangan SDM Indonesia untuk menghadapi daya saing pangsa global karena dampak dari dilaksanakannya MEA 2015. Didik Sulistyanto mengenai daya saing Indonesia dalam berbagai aspek untuk menghadapi MEA 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement