Rabu 08 Jul 2015 17:21 WIB

Mahasiswa FDSK Universitas Mercu Buana Gelar Pameran Desain Interior

Mahasiswa FDSK Universitas Mercu Buana,Satria Alza Perdana menunjukkan hasil karyanya di ajang pameran desain interior.
Foto: dok.umb
Mahasiswa FDSK Universitas Mercu Buana,Satria Alza Perdana menunjukkan hasil karyanya di ajang pameran desain interior.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 18 mahasiswa tingkat akhir jurusan desain interior Fakultas Desain dan Seni Kreatif (FDSK) Universitas Mercu Buana menggelar pameran untuk umum. Ajang yang memamerkan kemahiran mahasiswa menyulap ruang itu diharapkan bakal menambah referensi menata ruang menjadi unik dan menarik.

Para mahasiswa itu menampilan sejumlah karya desain interior yang dirancang pada berbagai pusat layanan. Mulai dari ruang khusus bagi penderita autis, lounge bandara sampai museum pesawat terbang.

"Pameran ini merupakan rangkaian akhir bagi mahasiswa menyelesaikan tugas kuliahnya. Kegiatan pameran diperlukan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam pengembangan ide dan gagasan," ujar Ketua Program Studi Desain Interior FDSK UMB, Chandrarezky SSn MDs dalam siaran persnya, Rabu (8/7).

Setelah memamerkan karyanya, kata Chandrarezky, para mahasiswa itu bakal melanjutkan pada sidang tugas akhir. Pada sidang tersebut mahasiswa harus mampu mempertanggungjawabkan secara ilmah terhadap rancangan interior ruang yang dilakukan pada kantor atau lokasi tertentu.

"Pameran itu menujukan hasil kreatifitas mahasiswa melakukan rancang interior ruang pada masyarakat. Kalau dipamerkan nanti ada feed back berupa kritik atau pun pujian. Setelah itu baru diuji secara ilmiah melalui sidang tugas akhir," imbuh dosen FDSK, Rr Chandrareza.

Mahasiswa Desain Interior FDSK, Satria Alza Perdana mengatakan pameran karya mahasiswa tingkat akhir ini merupakan bagian dari tahapan tugas akhir perkuliahan. Yakni menampilkan hasil desain interior yang dilakukan  mahasiswa pada sejumlah kantor atau tempat tertentu.

"Pada pameran ini menampilkan desain interior lounge Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Konsep yang disajikan paduan modern dan budaya lokal," ujar Satria.

Menurut dia, lounge eksekutif bandara belum menguatkan budaya lokal. Maka dalam desain ini menambahkan budaya lokal pada dinding dan karpet bandara. Menggunakan pola batik khas Palembang.

Setidaknya ada dua motif yang digunakan. Pertama motif batik Limas yang berbentuk seperti bintang bersisi enam, kedua motif batik Pucuk Rebung yang menyerupai kelopak bunga. Ia menambahkan, warna merah marun lebih elegan digunakan, agar suasana lounge bandar menjadi teduh, nyaman dan akrab.

Sedangkan Diah Ayu Lestari menampilkan karya disain interior ruang pada Museum Pesawat N-250, Bandung. Desain yang disuguhkan mahasiswa tersebut didominasi kayu solid berwarna cokelat muda terang. Daya tarik pada desain interior museum itu terletak pada model wayang Gatot Kaca. Hampir seluruh desainnya diinspirasi pada tokoh Gatot Kaca.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement