Sabtu 04 Jul 2015 06:03 WIB

Mahasiswa UGM Kembangkan Arang Tenaga Surya Pengganti Gas Melon

Rep: c97/ Red: Dwi Murdaningsih
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ditengah sulitnya mendapat gas ukuran tiga kilo gram dan harganya yang terus naik, mahasiswa UGM membuat alat bernama I-Clouder (Integrated Carts Local Food and Microcontroller). Alat tersebut dapat difungsikan sebagai pengganti elpiji atau arang dengan memanfaatkan tenaga surya. Saat ini I-Clouder digunakan oleh pelaku usaha kecil menengah (UKM), seperti penjual makanan tradisional.

"Alat ini memanfaatkan penggunaan panas matahari sebagai sumber daya utama dan dikontrol dengan menggunakan mikrokontroller berbasis Arduino. Melalui solar cell, I-Clouder menggunakan Turbular Heater pada sisi pemanas sebagai pengganti kompor", ujar Bagas Prakasa, Ketua Tim Proyek I-Clouder, Jum'at (3/7).

Mahasiswa Program Studi Teknologi Jaringan, Sekolah Vokasi UGM itu membuat E-Clouder bersama empat sahabatnya dari jurusan yang sama, yaitu Arief Noor R, Indri Damayanti, Adiesta Ega, dan Khoerul Anam. Mereka berharap, temuannya mampu mendorong produktivitas UKM di tengah kelesuan perekonomian saat ini.

Secara lebih detail, Arief Noor Rahman menjelaskan sistem kerja I-CLOUDER, dimulai dari perangkat solar cell sebagai penangkap panas matahari. Selanjutnya panas matahari diteruskan ke akumulator untuk disimpan. Kemudian akan dikontrol oleh perangkat bernama Charging Controller. Daya yang telah disimpan pada akumulator ini nantinya akan dipergunakan untuk menghidupkan Box Controller.

Menurut Arif bagian dalam box controller berisi komponen elektronis dan Arduino. Sementara Inverter digunakan untuk menghidupkan Turbular Heater, dengan cara mengubah arus DC menjadi AC. "Sensor LM35 akan mendeteksi suhu yang ada di sekitar  panci dan akan ditampilkan pada LCD. Selanjutnya akan memberikan informasi ke relay untuk memutus arus jika suhu yang dikehendaki sudah tercapai, dan akan membuka arus kembali jika suhu belum tercapai", jelas Arif Noor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement