Jumat 15 May 2015 16:20 WIB

Angklung Persatukan Para Mahasiswa Internasional di Australia

Angklung Multikultural
Foto: FUSA/Siti Maesaroh
Angklung Multikultural

REPUBLIKA.CO.ID,ADELAIDE -- Gema angklung mengusir dingin Australia di penghujung musim gugur.

Dalam suhu di kisaran 8 derajat dan gerimis yang datang dan pergi, mahasiswa serta akademisi dari berbagai latar belakang bangsa dan budaya bersama-sama memainkan alat musik tradisional Jawa Barat pada gelaran Flinders University Multicultural Festival pada 13-15 Mei 2015.

“Cantik, harmonis, dan saya langsung jatuh cinta pada angklung,” demikian Soira Tamang mahasiswi berkebangsaan Bhutan meluapkan perasaan sambil memeluk angklungnya, Kamis (15/5).

Antusiasme pengunjung festival melebur dalam alunan angklung yang kompak mereka mainkan mendendangkan lagu Australia, Waltzing Matilda. Mereka dipandu grup Adelindo Angklung pimpinan Ferry Chandra.

Pada festival yang diselenggarakan Flinders University Student Association (FUSA), Adelindo Angklung yang bermarkas di Adelaide Australia Selatan ini juga menyajikan lagu-lagu lainnya, dari Manuk Dadali, Madu dan Racun sampai We Are The Champions.

Soira yang mengaku baru pertama kali memegang angklung merasa sangat beruntung. Pasalnya, Adelindo Angklung membagikan gratis ratusan angklung kepada para pengunjung festival multikultural di kampus Flinders untuk memainkannya secara langsung.

Begitupun Shizuka Nakagawa yang mengenakan baju khas Jepangnya tidak bisa menyembunyikan kekaguman.

Amazing! Saya bahagia luar biasa bisa bersama-sama teman dan mahasiswa lainnya memainkan alat musik dari bambu ini.”

Panitia festival Siti Maesaroh menuturkan, angklung menjadi media yang sangat efektif untuk mempertemukan para pelajar internasional dengan keragaman bangsa, budaya, dan agamanya.

Instrumen musik dari tanah Sunda ini memenuhi misi untuk menjembatani dan saling berinteraksi sehingga bisa mengenal dekat dan menghormati satu sama lainnya.

Perempuan yang akrab disapa Site ini memaparkan bahwa festival kali ini para pelajar Flinders dari Australia, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika mendemonstrasikan kekhasan budayanya masing-masing.

Bukan hanya musik dan nyanyian, beragam jenis tarian, permainan, dan makanan masing-masing negara juga ditampilkan.

“Dalam kesempatan yang sama, selama tiga hari perwakilan Indonesia selain menampilkan angklung juga tari Bali, Saman, Yospan, Tor Tor, Jaipong, rebana, dan pencak silat. Rupa-rupa makanan Indonesia seperti rendang, bakso, bakwan, risol, dan sebagainya dijajakan pula,” kata Site.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement