Selasa 21 Apr 2015 12:55 WIB

Unpad dan Freeport Kenalkan Suku Kamoro

REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Suku Kamoro di kawasan pesisir barat daya Provinsi Papua, memiliki keunikan tersendiri dalam seni dan budayanya. Kondisi ini tidak terlepas dari hubungan persaudaraan dengan tiga suku lainnya di Papua yaitu suku Asmat (timur), Masyarakat Pegunungan (utara), dan masyarakat Sempan (selatan). Hubungan antar-suku bangsa itu terwujud dalam hubungan saling mengunjungi satu dengan lainnya.

Untuk mengetahui kebudayaan Suku Kamoro itu, Depatermen Antropologi FISIP Unpad bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia menyelenggarakan acara pengenalan kebudayaan pada Selasa (21/4) bertempat di Auditorium Bale Santika, Unpad, Jatinangor. Karenanya, dalam rangka melestarikan dan memromosikan seni dan budaya Papua, serta dalam rangka mewujudkan komitment ‘link & match’ antara kebutuhan industry dan perguruan tinggi terhadap ilmu-ilmu aplikasif terkait, maka diadakan program sharing session melalui kegiatan kuliah tamu.

Untuk itu, Unpad pun menghadirkan Dr Kalman A Muller, salah seorang pemerhati Papua. Dalam kuliah ini, Kalman berbagai pengalaman dan memperkenalkan salah satu dari lebih 250 suku yang ada di Papua. Dia telah lebih dari 10 tahun tinggal bersama masyarakat adat Kamoro mengabdikan diri untuk membantu mengembangkan dan melestarikan seni dan budaya Suku Kamoro.

“Orang Kamoro juga dikenal dengan suku bangsa yang memiliki beragam aktivitas kesenian dalam kehidupan kulturalnya seperti menyanyi, menari, dan mengukit,” kata Dr Kalman A Muller, Selasa (21/4).

Dikatakan Kalman, semua aktivitas kesenian itu eksis dalam kehidupan masyarakat adat Kamoro. Sehingga, selain tokoh adat besar (tertinggi), mereka juga mengenal berbagai tokoh adat untuk masing-masing aktivitas kesenian yang ada.

Masyarakat Kamoro, kata Kalman, melakukan pembagian kerja di kampungnya. Selain mereka yang ahli dalam mencari bahan makanan, ada juga orang-orang Kamoro yang pantai mengukir yang biasa disebut maramowe.

“Mereka membuat ukiran selain untuk perangkat upacara adat, juga untuk dijual. Seni ukir karya maramowe inilah yang menjadi ikon kebudayaan Suku Kamoro,” ujarnya.

Kepala UPT Humas Unpad Soni Akhmad Nulhaqim mengatakan, mahasiswa sebagai agen intelektual memiliki peran yang besar untuk melestarikan dan mengembangkan adat dan kebudayaan Suku Kamoro. Latar belakang keilmuan mereka, katanya, menjadi harapan untuk melestarikan budaya Indonesia di masa yang akan datang.

Dalam kegiatan ini juga menampilkan atraksi budaya Kamoro seperti memahat, membuat noken, tarian, story telling, pumutaran film dan pukul tiga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement