Sabtu 18 Apr 2015 07:34 WIB

Chairul Tanjung Perkenalkan Konsep 'CT-Preneurship'

Rep: Andi Nurroni/ Red: Dwi Murdaningsih
Chairul Tanjung
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Chairul Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengusaha Chairul Tanjung akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Kehormatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, hari ini Sabtu (17/4). Chairul menadapatkan gelar Guru Besar di bidang kewirausahaan. Dalam pengukuhan, ia akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "CT-Preneurship, Perpaduan Pragmatisme, Idealisme dan Tata Nilai indonesia".    

Dalam sesi jumpa pers yang digelar Jumat (17/4), Chairul menjelaskan sekilas materi orasi ilmiah yang akan dia bawakan. Menurut dia, sifat bisnis adalah pragmatis, karena tujuannya adalah mencari keuntungan dan manfaat. Namun, pragmatisme itu harus diimbangi dengan idealisme, yakni harus memberi manfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara.

"Terakhir, harus sejalan dengan nilai Indonesia. Kita punya nilai, salah satunya yang paling kuat adalah agama. Agama sangat berpengaruh terhadap tata nilai Indonesia. Kalau kita bisa memadukan pragmatisme, idealisme dan tata nilai, maka keberkahan Tuhan yang kita dapat," ujar Chairul.  

Chairul menyampaikan, ia mengambil kesempatan ketika ditawari menjadi Guru Besar Unair karena sejumlah pertimbangan. Menurut dia, selama ini, orang yang paling jago dalam kewirausahaan, yakni para pengusaha sukses, hanya membagi ilmunya dengan anak dan keluarganya saja. "Dari situ saya merasa terpanggil," ujar dia.

Chairul bercerita, ada hal yang menarik ketika dia menerima gelar Guru Besar bidang Kewirausahaan. "Saya tanya Pak Nuh (M Nuh) waktu itu, 'pernah ada enggak Guru Besar Kewirausahaan? Kata beliau, 'rasa-rasanya belum ada'. Berarti saya yang pertama, dan tanggung jawabnya saya sangat besar," ujar Chairul seraya tertawa.

Setelah dikukuhkan jadi Guru Besar, Chairul menyampaikan, ia akan memberikan kuliah umum secara berkala. Tidak hanya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, namun juga di berbagai fakultas lainnya.

Selain itu, Chairul menyampaikan, ia juga bertugas memperispakan pendirian Fakultas Kewirausahaan atau Sekolah Bisnis. "Nanti kalau Sekolah Bisnis sudah ada, saya akan menjadi guru besar yang mengevaluasi dan mendidik para pengajar," kata dia.

Dalam hal kurikulum, Chairul menjelaskan, pendidikan kewirausahaan akan memberikan porsi praktik lebih besar daripada teori. "Sekolah bisnis ini mendidik orang bukan mengerti ilmu bisnis, tapi harus menjadi pebisnis yang sukses," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement