Senin 30 Mar 2015 14:53 WIB

Menristek Dikti: Tantangan PT Indonesia Berat

Rep: C82/ Red: Djibril Muhammad
Menristek Dikti Mohamad Nasir
Foto: Antara
Menristek Dikti Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir mengatakan, pendidikan tinggi Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat. Hal tersebut di sampaikan Nasir saat upacara Dies Natalis ke-50 Universitas Negeri Semarang (Unnes), Senin (30/3).

Nasir mengatakan, tantangan tersebut muncul dan menjadi cukup penting karena perubahan yang sangat cepat terjadi saat ini.

"Tantangan tersebut, yaitu bagaimana membantu Indonesia keluar dari status negara menengah, ikut berkontribusi memperbaiki indeks persaingan, menjawab ekspektasi masyarakat, meningkatkan daya saing, dan menyiapkan diri dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015," kata Nasir di Auditorium Unnes, Semarang, Senin (30/3).

Menurut Nasir, dalam menghadapi dua tantangan tersebut, Indonesia harus mempersiapkan diri dengan dua hal. Pertama, tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Nasir mengatakan, daya saing menjadi tantangan utama bagi perguruan tinggi di Indonesia.

Selain itu, sumber daya manusia Indonesia, kata Nasir, juga harus mampu berinovasi. Dengan inovasi, lanjutnya, SDM Indonesia mampu berkontribusi dalam peningkatan daya saing dan akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Kesejahteraan masyarakat pun akan dapat tercapai dan lebih merata.

"Dua itu harus didukung riset yang baik. Tidak cukup guru besar, akademisi melakukan riset kemudian berhenti pada publikasi. Tidak cukup. Downstreaming dan komersialisasikan. Turunkan menjadi produk inovasi dan jadi komersialisasi di dunia usaha," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement