Senin 23 Mar 2015 17:44 WIB

Semakin Banyak Mahasiswa Asing Belajar di UAD

Rep: heri purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
Kampus Universitas Ahmad Dahlan
Foto: .
Kampus Universitas Ahmad Dahlan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berupaya untuk dapat semakin dikenal di dunia internasional. Kebijakannya pun berupaya mendorong dosen dan mahasiswa agar melakukan presentasi dan belajar di luar negeri.

Demikian diungkapkan Rektor UAD, H Kasiyarno kepada Republika di ruang kerjanya, Senin (23/3). Dosen yang sudah selesai belajar di luar negeri dan bergelar doktor (S3) diwajibkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di UAD.

Dijelaskan Kasiyarno, upaya agar UAD dikenal di dunia internasional telah dilaksanakan sejak tahun 2007. Dimulai dengan mengubah visi menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berlevel internasional dan tetap berdasakan nilai-nilai Islam.

"Dari visi itulah, kita yang diamanahkan mengambil kebijakan untuk mem-break down mewujudkan visi tersebut," kata Kasiyarno.

Langkah-langkah yang ditempuh, di antaranya, mendapatkan mitra dengan perguruan tinggi di luar negeri. Mitra ini bisa menampung para dosen untuk melanjutkan studi dan menampung mahasiswa untuk student exchange.

Selain itu, kata Kasiyarno, juga bisa mendapatkan dosen berkualitas dari luar negeri untuk berkunjung ke UAD. Misalnya, visit profesor, atau memberikan kulian umum dan lain sebagainya.

"Alhamdulillah, UAD bisa diterima di berbagai perguruan tinggi luar negeri. Awalnya, kalangan ASEAN, kemudian meluas ke wilayah Asia, Australia, New Zeland, Timur Tengah," katanya.

Ketika ditanya mengapa visi UAD diubah, Kasiyarno menjelaskan saat ini kehidupan sudah memasuki era global. Sehingga UAD mau tidak mau harus mengarah ke era global.

"Kita juga ingin mengembangkan UAD agar mau melihat dan mempunyai wawasan yang lebih luas. Jangan sampai, kita merasa sudah bagus, tapi setelah melihat keluar ternyata masih banyak kekurangan," tandasnya.

Kerjasama paling sukses, kata Kasiyarno, UAD dengan perguruan tinggi Cina. Tolokukurnya adalah banyak mahasiswa asal Cina yang belajar di UAD. "Saat ini lebih dari 200 mahasiswa asal Cina yang belajar di UAD," ujarnya penuh syukur.

 

Selain mahasiswa dari Cina, ungkap Kasiyarno, menyusul pula mahasiswa asal Thailand, Malaysia, Filipina, Eropa Timur, Hongaria, Inggris, Mesir, Australia dan Selandia Baru yang belajar di Universitas Ahmad Dahlan.

Untuk menarik mahasiswa luar negeri, kata Kasiyarno, UAD menawarkan apa yang dimiliki yaitu budaya dan Bahasa Indonesia. "Awalnya dari situ, kemudian merembet ke program studi lain seperti teknik, kesehatan masyarakat, dan ekonomi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement