Sabtu 21 Mar 2015 23:42 WIB

Mahasiswa Ciptakan Aplikasi Peta Rawan Begal

peta surabaya
Foto: google map
peta surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Mahasiswa Universitas dr Soetomo Surabaya, Iqbal Ramadhani Mukhlis menciptakan peta digital dari aplikasi android untuk kawasan rawan kriminalitas jalanan atau begal di Kota Surabaya. "Penelitian saya terinspirasi berita media massa yang setiap pagi selalu menyajikan kriminalitas jalanan, lalu saya merancang aplikasi android untuk panduan bagi masyarakat," katanya, baru-baru ini.

Mahasiswa Prodi Teknik Informatika pada Fakultas Teknik Unitomo Surabaya itu menjelaskan ia melakukan penelitian selama dua bulan di Polrestabes Surabaya untuk mengecek data kriminalitas hingga ke-22 polsek se-Surabaya. Hasilnya, selama tahun 2014, tercatat kasus 3-c  (pencurian dengan kekerasan), curat (pencurian dengan pemberatan), dan curanmor (pencurian kendaraan bermotor) dengan jumlah kasus cukup tinggi.

Menurut mahasiswa semester akhir yang segera menjalani wisuda itu, data yang diperoleh tersebut akhirnya dirinci dengan modus operandi, waktu kejahatan, lokasi kejahatan, penyebab, dan level kerawanan suatu lokasi. Data-data ini  akhirnya dijadikan fitur. Fitur yang dihasilkan antara lain tanda garis merah yang menunjuk daerah rawan, radius daerah dengan jarak dari daerah rawan, dan simbol tengkorak.

Ia mengatakan jika gambar tengkorak itu di-klik, maka akan muncul nama jalan yang rawan, modus operandi pencurian yang sering terjadi, waktu kejadian, penyebab kejadian, dan level kerawanan. "Misalnya, daerah paling rawan untuk data tahun 2014 adalah Jalan Ir Soekarno atau MERR, namun jam rawan daerah itu pada pukul 21.00 WIB hingga 03.00 WIB, karena itu hindari lewat jalan itu pada jam itu," katanya.

Menurut dia, masyarakat merespons positif aplikasi yang dibuatnya. Respons ini dia dapatkan dengan  menyebarkan kuesioner di kawasan Taman Bungkul Surabaya.  Aplikasi ini masih akan terus dikembangkan sehingga nantinya bisa langsung tersambung dengan pusat data kriminalitas di Polrestabes Surabaya.

"Aplikasi yang saya buat masih berbicara data kriminalitas tahun 2014, sedangkan untuk tahun selanjutnya masih perlu update, tapi saya akan rancang dengan pusat data Polrestabes Surabaya, sehingga update akan otomatis," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement