Senin 16 Mar 2015 13:00 WIB

Pengalaman di UMM Bawa Binti Nikmatul Kuliah di Norwegia

Universitas Muhammadiyah Malang.
Foto: Republika/Nico Kurniajati
Universitas Muhammadiyah Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menjadi aktivis mahasiswa memberi keuntungan sendiri bagi Binti Nikmatul Afdila. Lulusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diwisuda pada 28 Februari lalu tersebut, berkesempatan mengenyam pendidikan di jurusan International Human Rights Law, University of Oslo, Norwegia pada 2014 lantaran melakukan aktivitas riset di bidang Hak Asasi Manusia (HAM).

Selama kuliah di UMM, Afdila terlibat aktif di komunitas Reading Group for Social Transformation (RGST) yang merupakan binaan Pusat Studi Islam dan Filsafat (PSIF) UMM. Karena keterlibatan di RGST itulah, Afdila bisa menjadi satu-satunya delegasi dari UMM yang berangkat ke Oslo.

“Sebenarnya beasiswa ini dikhususkan bagi mahasiswa passcasarjana, bukan mahasiswa S1. Tapi karena ada jatah untuk aktivis, jadinya saya bisa ikut,” kata Afdila saat diwawancarai, Senin (16/3).

Afdila mengakui, seleksinya tidak mudah karena ia harus bersaing dengan para aktivis, akademisi, dan peneliti HAM yang minimal setingkat mahasiswa pascasarjana. Afdila bisa ikut seleksi karena dia berstatus aktivis RGST

Ketertarikan Afdila di bidang HAM, juga didukung keterlibatannya dalam program Master Level Course (MLC) yang diadakan Pusat Studi Agama dan Multikulturalisme (Pusam) sebagai lembaga yang berada di bawah naungan program Pascasarjana UMM. Hal itu lantaran Pusam memiliki kemitraan yang strategis di bidang HAM bersama University of Oslo Norwegia, Brigham Young University Amerika Serikat, dan National Centre of Excellence for Islamic Studies (NCEIS) Australia.

Afdila pun berharap mahasiswa lainnya dapat mewakili UMM untuk mengikuti jejaknya. “Selalu mencoba semua peluang. Ngeyel aja. Kalau gagal coba lagi ke tempat lain. Toh mencoba kan gratis,” ungkapnya.

Terkait dengan peluang bagi mahasiswa meraih beasiswa tersebut, peneliti Pusam Hasnan Bachtiar menjelaskan, program yang didesain untuk meneliti hubungan Syariah dan HAM ini ditujukan bagi siapa saja yang memiliki komitmen di bidang HAM, Perdamaian, dan Kebebasan Beragama di Indonesia.

Persyaratan yang diberikan oleh Pusam juga tidak ribet. Mahasiswa cukup mengirimkan formulir beasiswa, curriculum vitae, motivation letter, dan full paper yang tentu saja berkaitan dengan Syariah dan HAM. Sebagai contoh, Afdila menulis paper tentang “Women, Human Rights, and Sharia”. Info lebih lanjut bisa dilihat di laman pusam.umm.ac.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement