Jumat 20 Feb 2015 14:19 WIB

Banyak Mahasiswa 'Nyambi' Jadi Wartawan, Ini Kata Praktisi Jurnalistik

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Dwi Murdaningsih
wartawan sedang membuat berita.
Foto: Republika/dwi
wartawan sedang membuat berita.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kian jamak ditemui mahasiswa yang juga bekerja sebagai wartawan. Fenomena ini cukup terlihat. Salah satunya di kota Makassar. Selain ilmu dan relasi, tambahan uang saku cukup membuat banyak mahasiswa yang tertarik nyambi mmenjadi wartawan ketika mereka kuliah.

Melihat fenomena ini yang kian meluas di Sulsel, Ketua komite Perlindungan Jurnalistik dan Kebebasan Berekspresi Upi Asmaradhana menuturkan, kegiatan mahasiswa yang nyambi sebagai wartawan cukup terasa sulit. Dengan berbagai tugas kampus, serta jadwal kuliah yang sering berubah jadwal sesuai keinginan dosen, akan mempersulit mahasiswa untuk mencari waktu luang. Sisi negatif terpecah konsentrasi kuliah dengan pekerjaan pun bisa membuat perkuliahan seorang mahasiswa terbengkalai.

Meski demikian, Upi justru menanggap positif keinginan mahasiswa untuk terjun di dunia jusnalistik khususnya seorang wartawan sejak mereka duduk di bangku kuliah. Hal ini karena perusahaan media saat ini dinilai sangat kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk bekerja di perusahaan mereka. Kali ini seorang wartawan kebanyakan adalah mereka yang tidak mempunyai pilihan lain dalam pekerjaan.

"Seorang wartawan saat ini mungkin telah menjadi urutan terbawah saat seseorang mencari pekerjaan. Walaupun mereka nyatanya berkecimpung di dunia jurnalistik sejak masih kuliah," ungkap Upi, Kamis (19/2).

Selain menjadi pilihan terakhir. Lebih banyak wartawan saat ini tidak memiliki visi dan misi maupun idelogi yang jelas dalam pekerjaanya. Mereka hanya dijadikan 'buruh' dalam mencari berita, tanpa diajarkan untuk memiliki pemikiran dasar sebagai seorang wartawan yang baik. Artinya mereka bukan hanya menyampaikan berita saja, tapi wartawan harus menyampaikan sebuah pesan kepada pembaca.

Maka melihat banyaknya mahasiswa yang bekerja sebagai wartawan justru memiliki banyak hal positif ketimbang sisi negatif. Dimana mereka yang masih seumur jagung dan mempunyai ideologi keras untuk memajukan negara ini bisa menjadi bibit unggul untuk berada di media besar saat mereka lulus dari perkuliahan dan memilih berada di dunia jurnalistik.

Mengenai waktu kerja untuk 'wartawan kampus', Upi mengharapkan agar media yang memperkejakan mereka bisa memberikan waktu sebaik mungkin saat mereka harus melakukan perkuliahan. Sehingga meski mereka bekerja sebagai wartawan, perkuliahan mereka pun berjalan dengan baik. "Ya harus dibedakan dan diberikan perbedaan dengan mereka yang benar-benar bekerja sebagai wartawann" ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement