Ahad 01 Feb 2015 01:48 WIB

Peneliti UMY Beberkan Monitoring UU Keistimewaan DIY

Rep: c 67/ Red: Indah Wulandari
Tugu Yogyakarta
Foto: Antara/Noveradika
Tugu Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA—Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memaparkan hasil penelitian evaluasi dan monitoring pelaksanaan Undang-undang (UU) keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Peneliti Ane Permatasari dalam pemaparannya mengatakan, penelitian yang dilakukan yaitu tentang dana keistimewaan (Danais) dan persepsi masyarakat Yogyakarta terhadap kepemimpinan sultan sebagai Gubernur DIY.

Mengenai Danais, Ane menjelaskan, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui penggunaan dana tersebut untuk apa saja. Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bersama empat dosen dan beberapa mahasiswa diketahui hanya 32 persen yang  responden tahu dan sangat mengetahui tentang penggunaan Danais.

“Selebihnya masyarakat tidak tahu untuk apa saja Danais itu,” ujar Ane, di Kampus UMY, Sabtu (31/1).

Dengan fakta ini, menurut Ane, pengawalan terhadap Danais sangat tidak memungkinkan mengingat banyak masyarakat yang belum mengetahui penggunaan Danais sendiri. Selain itu, Ia menilai kondisi ini merupakan gambaran dari kurang optimalnya kinerja sosialisasi dari Satuan Kerjada Perangkat Daerah (SKPD).

Kemudian, hasil penelitian lainya yaitu terdapat 58 persen masyarakat mengetahui adanya Danais. Kendati demikian, menurut Ane, angka tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan akses informasi yang mudah didapatkan di DIY.

Masyarakat DIY, Ane menambahkan, juga tidak sampai 50 persen yang meyakini bahwa dengan Danais dapat mempercepat pembangunan di Yogyakarta.

“Rendahnya keyakinan masyarakat terhadap percepatan pembangunan dengan sokongan Danais karena kinerja pemerintah DIY belum sesuai yang diharapkan,” katanya.

Lebih lanjut, Ane menjelaskan, sebesar 58 persen masyarakat Yogyakarta meyakini dengan Danais kesejahteraan bisa lebih meningkat. Akan tetapi, hal ini dianggap masih tergolong rendah.

Namun, jika dikaitkan dengan fakta penurunan kemiskinan di DIY pada triwulan pertama dan ketiga tahun 2014 yang besarannya turun dari 15 persen menjadi 14,55 persen keyakinan itu masih relevan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement