Sabtu 20 Dec 2014 20:44 WIB

Pengembangan Dosen Mutlak Dilakukan di Era Liberalisasi Pendidikan

Rep: heri purwata/ Red: Taufik Rachman
 Edy Suandi Hamid
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Edy Suandi Hamid

REPUBLIKA.CO.ID,BANTEN -- Ketua Umum APTISI Prof Edy Suandi Hamid mengatakan di era liberalisasi pendidikan pengembangan dosen harus terus menerus dilakukan perguruan tinggi. Iklim untuk studi lanjut harus dibangun di perguruan tinggi, dan harus dianggap sebagai kebutuhan, baik bagi dosen maupun lembaganya.

Edy mengemukakan Orasi Ilmiah pada wisuda Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah, dan STIMIK Muhammadiyah Banten di Puspitek Tangerang, Sabtu (20/12). Wisuda dipimpin Ketua STTMM Prof Kusmawan MBA, dan Ketua STIMIK Muhammadiyah Dr Partono.

Dijelaskan Edy, pengembangan dosen memang bukan hanya sekedar pendidikan formal saja. Tetapi para dosen juga diberi berbagai pelatihan yang bisa meningkatkan kompetensi dan spesialisasi di bidangnya.

Lebih lanjut, Edy yang juga Wakil Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah mengatakan untuk meningkatkan daya saing dosen harus menguasai bidangnya secara mendalam. Di antaranya, dosen mengikuti berbagai pelatihan, kursus, seminar, melakukan riset, dan mendialogkan pemikirannya dengan mempublikasikan karya ilmiah pada jurnal ilmiah, baik lokal maupun internasional. Selain itu, guru bisa menulis buku teks ataupun buku referensi.

Ini berarti lembaga pendidikan tinggi harus memfasilitasi dan menstimulus para dosennya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut. Persoalannya adalah perguruan tinggi terkadang tidak menganggarkan dana yang cukup untuk kegiatan-kegiatan tersebut sehingga kurang memperhatikan aspek seperti ini. Sedang di sisi lain, sebagian besar para dosen terbatas kemampuan finansialnya.

Akibatnya, pengembangan dosen menjadi terbatas, dan sekadar memenuhi kaidah formal saja. Jika hal semacam ini terjadi, maka kualitas dosen dan PT-nya akan rendah, dan ini akan menyulitkan manakala nanti Masyarakat Ekonmi ASEAN (MEA) 2015 sudah berlaku."Lulusannya juga kurang cakap sehingga tidak kompetitif berhadapan dengan tenaga kerja terdidik dari PT ASEAN lainnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement