Jumat 19 Dec 2014 20:00 WIB

UGM Kembangkan Konsep Pendidikan Dengan Pemetaan

Rep: yulianingsih/ Red: Taufik Rachman
UGM
Foto: ugm.ac.id
UGM

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) UGM, Sofyan Effendi mengatakan, selama ini pendekatan disiplin ilmu yang dilakukan kalangan kampus adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

"Namun ternyata hasilnya ada jarak yang cukup jauh dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat," ujarnya. Karena itulah diusia ke 65 tahun ini UGM mulai mengembangkan pendidikan dengan pemetaan masalah. Sehingga pendidikan yang dikembangkan adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Dia mencontohkan di bidang kesehatan dan obat masih menjadi persoalan pelik di Indonesia. Harga obat kata dia, hampir 3-4 kali lipat lebih mahal dari negara lain. “Padahal bahan obat itu berlimpah ruah di tempat kita.,” ujarnya.

Sementara Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Sri Suryawati, dalam pidato ilmiahnya pada pringatan dies natalis UGM mengatakan, para peneliti bidang kesehatan dari UGM sejak dahulu telah memberikan kontribusi pada masyarakat. Kepedulian tersebut muncul atas kondisi ketidak keterjangkauan tindakan medis dan mahalnya peralatan kesehatan yang umumnya mayoritas impor.

Dia mencontohkan penelitian guru besar FK UGM Sudiharto, yang berhasil membaut alat terapi untuk penderita hidrosefalus lewat pirau katup semilunar yang dikembangkan sejak 1978. Alat sederhana ini hingga sekarang telah menolong lebih dari 7000 penyandang hidrosefalus.

Tidak hanya itu, kata Suryawati, UGM juga telah sejak lama berpartisipasi lewat para pakarnya dalam merumuskan berbagai kebijakan, strategi dan pedoman internasional melalui kiprah mereka di Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Bahkan Suryawati sendiri menyebutkan kiprah dirinya saat ini yang telah terpilih menduduki jabatan sebagai Dewan Pengawas Narkotika Internasional PBB yang beranggotakan 13 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement