Kamis 18 Dec 2014 05:30 WIB

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Alat Bantu Bagi Tunadaksa

Penyandang tunadaksa. Ilustrasi
Foto: REPUBLIKA
Penyandang tunadaksa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Empat mahasiswa Teknik Manufaktur Universitas Surabaya (Ubaya) menciptakan alat bantu bagi penyandang tunadaksa untuk menggunakan pakaian sendiri.

"Setiap hari, kami melakukan aktivitas berpakaian dan terlintas di benak kami, bagaimana dengan orang yang tunadaksa. Mereka pasti sangat sulit untuk berpakaian," kata anggota tim mahasiswa Ubaya, Andrew Setijo, di Surabaya, Kamis (18/12).

Akhirnya, ia bersama ketiga rekannya melakukan survei ke beberapa yayasan tunadaksa di Surabaya. Hasilnya, penderita tuna daksa yang tidak memiliki kedua tangan membutuhkan bantuan orang lain dalam menggunakan pakaian.

Selain itu, kaum wanita juga memiliki kesulitan tersendiri jika dibantu orang lain dalam berpakaian, karena bersifat privasi.

"Selama ini, penderita tunadaksa dengan cacat kedua tangan, mereka menggunakan kaki untuk berpakaian," kata Ketua III BK3S (Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial) Provinsi Jawa Timur Farida Martarina.

Oleh karena itu, ia sangat mengapresiasi kepedulian mahasiswa Ubaya terhadap kaum difabel saat uji fungsi dan performansi dari alat bantu ciptaan mahasiswa yang dinamakan Han-Man itu.

Menurut Andrew Setijo, mekanisme kerja Hang-Man adalah ada dua bantalan di kanan dan kiri untuk memasukkan pakaian menggunakan kaki.

"Selanjutnya, penderita tuna daksa menginjak salah satu tombol di remote control untuk melebarkan kaos/pakaian atasan yang sudah dimasukkan ke dalam bantalan," katanya, didampingi tiga rekannya, Rudi Gunawan, Prisca Agustina R dan Melkior Fajar.

Langkah berikutnya, penderita tuna daksa menginjak remote yang lain untuk menaikkan bantalan setinggi bahu, kemudian penderita memasukkan kepala dan badannya ke dalam kaos/pakaian atasan.

Setelah kaus/pakaian atasan berada pada posisinya, penderita menginjak tombol yang lain untuk menurunkan bantalan. Remote control sengaja ditaruh lantai supaya memudahkan pengoperasian Hang-Man.

"Hang-Man ini sebenarnya tidak hanya mampu untuk membantu memakai pakaian atasan, baik kaos maupun hem. Kami hanya perlu menambah satu komponen lagi, maka Hang-Man bisa membantu menggunakan pakaian bawahan," kata Rudi Gunawan.

Tidak hanya itu, karya keempat mahasiwa Teknik Manufaktur Ubaya itu akhirnya meraih Juara 1 dalam lomba bertajuk "GS Astra Power of Innovation Awards" (GSPIA) 2014 yang diadakan GS Astra untuk merayakan ulang tahun ke-40 dari produsen aki itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement