Sabtu 29 Nov 2014 16:22 WIB

Muhadjir Effendy: 13 Alumni UMM Jadi Kepala Daerah

Suasana wisuda di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (29/11).
Foto: Humas UMM
Suasana wisuda di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MIALAN -- Sejumlah 1.016 wisudawan yang mengikuti prosesi wisuda ke-74 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (29/11), patut merasa bangga menjadi bagian dari keluarga besar Kampus Putih. Saat ini, kata Rektor Muhadjir Effendy, terdapat 13 daerah yang dipimpin alumni UMM, bahkan tiga di antaranya di Jawa Timur, yaitu kabupaten Malang, Pacitan, dan Pasuruan.

Gelaran wisuda kali ini menghadirkan Deputi Pengembangan Sumber Daya, Kementerian Desa, Pebangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemdes PDT dan Trans), Suprayoga Hadi, dan Bupati Seruyan Kalimantan Timur, Sudarsono, yang juga merupakan alumni UMM.

Selain memberi paparan ilmiah, kegiatan yang berlangsung di UMM Dome ini dilanjutkan dengan memorandum of understanding (MoU) antara UMM dengan Kemdes PDT dan Trans serta Kabupaten Seruyan.

MoU dengan dua pihak ini dipandang relevan dengan UMM yang selama ini menjadi kampus swasta yang telah 50 tahun mengabdi pada bangsa. UMM dinilai memiliki konsep dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk pengembangan pedesaan dan daerah tertinggal.

Sudarsono mencontohkan keberhasilan UMM dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan memanfaatkan aliran sungai Brantas yang membelah kampus ini. PLTMH diyakini dapat menjadi konsep yang bisa dikembangkan di Seruyan.

PLTMH UMM sendiri memang telah menjadi inspirasi. Tak kurang sekitar 500 kunjungan studi banding dari berbagai instansi dalam dan luar negeri datang untuk bisa menerapkan konsep tersebut di tempatnya masing-masing.

Untuk awal, kerjasama memang akan diarahkan pada pengembangan PLTMH, namun kemitraan ini bisa menyebar pada berbagai bidang yang lainnya, misalnya bidang ekonomi, pertanian, dan kehutanan. “Di tempat saya, sumber daya alam (SDA) sangat memadai, namun kami kekurangan SDM. Untuk itu MoU dengan UMM ini akan sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya.

Lebih dari itu, Sudarsono juga mengajak alumni UMM yang baru saja menempuh wisuda ini untuk ikut berpartisipasi membangun Seruyan. “Saya mengundang Anda semua untuk membangun kabupaten kami,” tutur peraih rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Bupati jalur independen yang mengalahkan koalisi 12 partai politik ini.

Senada dengan itu, Suprayoga membenarkan, kemajuan Indonesia sangat ditentukan kemajuan masing-masing daerah, terlebih wilayah pedesaan. Karena itu, mewaliki Menteri, ia menyebutkan bahwa saat ini Kemdes PDT tengah membangun gerakan Desa Berbudaya dan Berdikari (Berbudi). Inti gerakannya adalah menjadikan desa sebagai subjek sekaligus penentu pembangunan.

Dalam konteks ini, MoU antara UMM dan Kemdes PDT dinilai amat strategis karena kampus merupakan pusat SDM. Apalagi, UMM selama ini dikenal sangat concern membangun daerah sekitar. “Saya sudah tiga kali datang ke UMM, semuanya karena program kampus ini dalam mengembangkan daerah pinggiran.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement