Kamis 09 Oct 2014 11:24 WIB

Atasi Keterbatasan Lahan, Mahasiswa IPB Sodorkan Agrocoastal's System

IPB
IPB

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Dalam  sepuluh tahun terakhir,luas lahan pertanian Indonesia tidak banyak berubah,  masih sekitar 25 juta hektar. Kenyataan tersebut tidak berimbang dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2020 yang akan mencapai 293,88 juta jiwa.

Namun, dilakukannya penambahan lahan di darat menimbulkan masalah baru salah satunya yakni laju deforestasi hutan untuk keperluan lahan pertanian semakin meningkat. Hal ini kemudian akan berdampak pada perkembangan produksi pangan yang juga seimbang.

Untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut, tiga orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Aldri Fajar Muhammad, Azhar Triramanda, dan Dimas Ramdhani membuat gagasan tertulis dengan konsep Agrocoastal's System, yang merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis lahan pertanian pangan di Indonesia.

Konsep Agrocoastal's System dikembangkan dengan memanfaatkan wilayah perairan di daerah pesisir sebagai daerah produktif pertanian pangan. Gagasan tertulis ketiga mahasiswa IPB ini berhasil memenangkan medali emas di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXVII di Semarang.

"Agrocoastal's System merupakan sistem budidaya tanaman pangan yang menggunakan daerah pesisir laut sebagai lahan garapan. Konsep ini merupakan solusi penyelesaiankrisis lahan pertaniandengan cara memanfaatkanwilayah perairan di daerah pesisir sebagai lahan alternatif. Daerah pesisir yang dimaksud mencakup pantai hingga laut wilayah pesisir (coastal zone)", ujar Azhar Triramanda.

Dalam sistem Agrocoastal, ada dua cakupan wilayah yang diklasifikasikan berdasarkan fungsinya yakni Main Agrocoastal dan Supporting Agrocoastal (Outer Floating Area). Main Agrocoastal berfungsi sebagai tempat penerapan aquaponic atau kombinasi budidaya ikan dan tanaman pangan.

Sedangkan Supporting Agrocoastal (Outer Floating Area) berfungsi sebagai pemecah ombak agar tidak terjadi kerusakan pada area main agrocoastal juga sebagai pembangkit tenaga gelombang laut (wave energy).

Untuk mendukung konsep ini dibutuhkan sarana lahan apung statis yang berfungsi sebagai lahan pengganti, layaknya lahan pertanian di daratan. Lahan apung statis akan dibuat mengapung di atas laut. Dengan begitu, para pelaku industri pertanian yang memakai sistem ini dapat memperluas lahannya sesuai dengan kebutuhan industri dengan cara menambah lahan apung statis yang tersedia.

"Pembangunan lahan tanam di lahan apung statis menggunakan metode aquaponic yang mempunyai keuntungan ganda yaitu hasil perikanan dan pertanian. Namun, penerapan aquaponic di lahan apung statis membutuhkan tenaga listrik yang besar. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibentuk pembangkit listrik sendiri di wilayah supporting Agrocoastal yangmenggunakan energi gelombang laut. Energi ini dipilih sekaligus memperkenalkan teknologi terbaru di wilayah lautan," ujar Azhar Triramanda.

Untuk mengimplementasikan gagasan ini dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, sebagai pendukung proyek agrocoastal dalam skala besar. Kementerian Pertanian, untuk mendukung penyebarluasan gagasan agrocoastal sebagai sistem pertanian yang dapat diterapkan di wilayah pesisir pantai.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, sebagai pendukung untuk menyebarluaskan gagasan agrocoastal untuk budidaya ikan dan mendukung terealisasinya sistem agar diterapkan di wilayah pesisir pantai. Pemerintah daerah, sebagai pendukung terealisasinya kebijakan gagasan Agrocoastal's System, investor, sebagai penggunaAgrocoastal's System untuk bisnis pertanian modern skala besar, dan masyarakat pesisir, sebagai sumberdaya manusia yang ikut terlibat bersama investor di dalam penerapan Agrocoastal's System.

Dengan adanya sistem Agrocoastal ini, laju deforestasi bisa dihambat, bahkan dihentikan secara total. Walaupun lahan yang digunakan adalah wilayah pantai, dengan sistem Agrocoastal lahan pertanian bisa meluas hingga wilayah laut. Sistem ini juga nantinya akan bermanfaat untuk memberdayakan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai.

Masyarakat pesisir juga mendapatkan keuntungan secara ekonomis untuk menambah pendapatan dan investor pun akanmemperoleh keuntungan dari hasil panen. Agrocoastal's system ini juga dapat menjadi daya tarik wisata pendidikan dan pertanian laut di Indonesia  yang disebut dengan Agrocoastal Edutourism.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement