Selasa 30 Sep 2014 23:05 WIB

Dosen Harus Rajin Hasilkan Karya Ilmiah, Mengapa?

Rep: Heri Purwata/ Red: Agung Sasongko
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.
Foto: Foto-foto: Muhibuddin
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Koordinator Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bambang Supriyadi menandaskan dosen harus rajin menghasilkan karya ilmiah untuk meningkatkan akselerasi karir. Selain itu, karya ilmiah juga merupakan salah satu komponen penting dalam penilaian angka kredit bagi dosen, di samping pengajaran dan pengabdian masyarakat.

“Karena itu dosen hendaknya rajin dalam melakukan penelitian yang dapat menelurkan karya ilmiah berkualitas. Hal ini sangat menunjang dalam akselerasi karir akademis,” kata Bambang Supriyadi ketika memberikan pembekalan terhadap Anggota Tim Penilai Angka Kredit Dosen Tetap UII periode 2014-2016 di Gedung GBPH Prabuningrat Kampus UII Yogyakarta, Selasa (30/9).

Lebih lanjut Bambang mengungkapkan agar karya ilmiah lebih berbobot harus dipublikasikan di dalam jurnal ilmiah yang sudah terakreditasi, baik di lingkup nasional maupun internasional. Namun demikian, tidak sedikit dosen yang belum menyadari hal ini sehingga mereka kurang intensif dalam menghasilkan karya ilmiah.

Bambang Supriyadi juga menjelaskan tentang rambu-rambu penting terkait pengajuan karya ilmiah sebagai prasyarat meraih angka kredit. Salah satunya, karya ilmiah tidak mengandung unsur auto-plagiarism. “Sangat disayangkan jika ada oknum yang mendangkalkan ilmu dengan memecah penelitian menjadi beberapa karya ilmiah atau mengalihbahasakan tulisan ke dalam bahasa lain dengan substansi sama, namun hanya berbeda publikasi. Sehingga karya ilmiah menjadi tidak dinilai atau kurang nilainya,” katanya. 

Sementara Rektor UII, Harsoyo, mengatakan dosen mempunyai porsi pengaruh paling besar di antara civitas akademika lainnya dalam menjaga kualitas akademik di universitas. “Seorang dosen selain dituntut untuk mampu mengajar dengan kualitas akademik yang baik juga harus bisa meningkatkan kualitas individu yang lain dengan berbagai cara,” kata Harsoyo.

Kepada tim penilai, Harsoyo mengharapkan agar benar-benar selektif dalam menilai angka kredit dosen. “Saya berharap tidak ada dosen UII yang melakukan tindakan plagiasi hanya untuk mencapai angka kredit poin yang tinggi,” tandasnya. N heri purwata

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement